Afwan

Blog Sedang Dalam Renovasi Karena Pernah Terjadi Kesalahan,, Sekarang Sedang Di Perbaiki,, Maaf Jika Sedikit Berantakan ^^

Makasih,,,

Nb : sulaiman

Assalamu'alaikum Wa'rohmatillohi Wa'barokatuh

kami tidak memakasa orang kafir untuk masuk islam

(Qs. [2] Al-baqarah : 256)

1
لاَإِكْرَاهَفِيالدِّينِقَدتَّبَيَّنَالرُّشْدُمِنَالْغَيِّفَمَنْيَكْفُرْبِالطَّاغُوتِوَيُؤْمِنبِاللّهِفَقَدِاسْتَمْسَكَبِالْعُرْوَةِالْوُثْقَىَلاَانفِصَامَلَهَاوَاللّهُسَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. 2:256)


~ Perkumpulan Mujahid Muda Islam ~

Kamis, 28 Oktober 2010

Ucapan “Shadaqallahul ‘Azhim” setelah membaca Al Quran?

0 komentar

Bacaan “shadaqallahul ‘azhim” setelah membaca Al Qur’an merupakan perkara yang tidak asing bagi kita tetapisebenarnya tidak ada tuntunannya, termasuk amalan yang tidak ada contoh dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallamdan para sahabatnya, bahkan menyelisihi amalan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam ketika memerintahkan Ibnu Mas’ud untuk berhenti dari membaca Al Qur’an dengan kata “hasbuk”(cukup), dan Ibnu Mas’ud tidak membaca shadaqallahul’adzim.
Dalam Shahih Al Bukhari disebutkan:
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata bahwa Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam telah berkata kepadaku, “Bacakan kepadaku (Al Qur’an)!” Aku menjawab, “Aku bacakan (Al Qur’an) kepadamu? Padahal Al Qur’an sendiri diturunkan kepadamu.” Maka Beliau menjawab, “Ya”. Lalu aku membacakan surat An Nisaa’ sampai pada ayat 41. Lalu beliau berkata, “Cukup, cukup.” Lalu aku melihat beliau, ternyata kedua matanya meneteskan air mata.
Syaikh Muhammad Musa Nashr menyatakan, “Termasuk perbuatan yang tidak ada tuntunannya (baca: bid’ah) yaitu mayoritas qori’ (orang yang membaca Al Qur’an) berhenti dan memutuskan bacaannya dengan mengatakan shadaqallahul ‘azhim, padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghentikan bacaan Ibnu Mas’ud dengan mengatakanhasbuk (cukup). Inilah yg dikenal para salaf dan tidak ada keterangan bahwa mereka memberhentikan atau mereka berhenti dengan mengucapkan shadaqallahul ‘azhimsebagaimana dianggap baik oleh orang-orang sekarang”. (Al Bahtsu wa Al Istiqra’ fi Bida’ Al Qurra’, Dr Muhammad Musa Nashr, cet 2, th 1423H)
Kemudian beliau menukil pernyataaan Syaikh Mustafa bin Al ‘Adawi dalam kitabnya Shahih ‘Amal Al Yaumi Wa Al Lailhlm 64 yang berbunyi, “Keterangan tentang ucapanShadaqallahul’azhim ketika selesai membaca Al Qur’an: memang kata shadaqallahdisampaikan Allah dalam Al Qur’an dalam firman-Nya,
قُلْ صَدَقَ اللَّهُ فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah:’Benarlah (apa yang difirmankan) Allah.’ Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.” (Qs Ali Imran:95)
Memang benar, Allah Maha Benar dalam setiap waktu. Namun masalahnya kita tidak pernah mendapatkan satu hadits pun yang menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhiri bacaannya dengan kata “Shadaqallahul’azhim.”
Di sana ada juga orang yang menganggap baik hal-hal yang lain namun kita memiliki Rasulullah shallallanhu’alaihi wa sallam sebagai contoh teladan yang baik. Demikian juga kita tidak menemukan satu atsar, meski dari satu orang sahabat walaupun kita mencukupkan pada hadits-hadits Nabi shallallanhu’alaihi wa sallam setelah kitab Allah dalam berdalil terhadap masalah apa pun. Kami telah merujuk kepada kitab Tafsir Ibnu KatsirAdhwa’ Al BayanMukhtashar Ibnu katsir dan Fathul Qadir, ternyata tak satu pun yang menyampaikan pada ayat ini, bahwa Rasulullah shallallanhu’alaihi wa sallam pernah mengakhiri bacaannya dengan shadaqallahul ‘azhim.(Lihat Hakikat Al Maru Bil Ma’ruf Wa Nahi ‘Anil munkar, Dr Hamd bin Nashir Al ‘Amar,cet 2)
Bila dikatakan “Cuma perkataan saja, apa dapat dikatakan bid’ah?” Perlu kita pahami,bahwa perbuatan bid’ah itu meliputi perkataan dan perbuatan sebagaimana sabda Rasulullah shallallanhu’alaihi wa sallam,
Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR Muslim)
Sehingga apa pun bentuknya, perkataan atau perbuatan yang dimaksudkan untuk ibadah yang tidak ada contohnya dalam agama, maka ia dikategorikan bid’ah. Bid’ah ialah tata cara baru dalam agama yang tidak ada contohnya, yang menyelisihi syariat dan dalam mengamalkannya dimaksudkan sebagai ibadah kepada Allah.
Wallahu a’lam.
***
Artikel Muslimah.or.id
Sumber:
Tanya Jawab Majalah As Sunnah ed 04/IX/1426H/2005M (dengan sedikit pengeditan)
Murajaah: Ust Abu Rumaysho M A Tausikal
0 komentar

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."(Luqman:18) juncto: "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." (al-Israa`:37)

BERSATULAH PELACUR-PELACUR KOTA JAKARTA...!

0 komentar
BERSATULAH PELACUR-PELACUR KOTA JAKARTA...!

Pelacur-pelacur
Kota Jakarta
Dari kelas tinggi dan kelas rendah
Telah diganyang
Telah haru-biru
Mereka kecut
Keder
Terhina dan tersipu-sipu

Sesalkan mana yang mesti kausesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau relakan dirimu dibikin korban

Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kaurela dibikin korban

Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu

Dan kau Dasima
Khabarkan pada rakyat
Bagaimana para pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya lemas
Terkapai disampingmu
Ototnya keburu tak berdaya

Politisi dan pegawai tinggi
Adalah caluk yang rapi
Kongres-kongres dan konferensi
Tak pernah berjalan tanpa kalian
Kalian tak pernah bisa bilang ‘tidak’
Lantaran kelaparan yang menakutkan
Kemiskinan yang mengekang
Dan telah lama sia-sia cari kerja
Ijazah sekolah tanpa guna
Para kepala jawatan
Akan membuka kesempatan
Kalau kau membuka kesempatan
Kalau kau membuka paha
Sedang diluar pemerintahan
Perusahaan-perusahaan macet
Lapangan kerja tak ada
Revolusi para pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
Mereka berjuang untuk syurga
Dan tidak untuk bumi
Revolusi dewa-dewa
Tak pernah menghasilkan
Lebih banyak lapangan kerja
Bagi rakyatnya
Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan
Namun
Sesalkan mana yang kau kausesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau rela dibikin korban
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Berhentilah tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
Menuduh kalian sumber bencana negara
Aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tak bisa dibiarkan
Astaga
Mulut-mulut badut
Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan

Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Tidak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan darjat kalian
Mereka harus ikut memikul kesalahan

Saudari-saudariku. Bersatulah
Ambillah galah
Kibarkan kutang-kutangmu dihujungnya
Araklah keliling kota
Sebagai panji yang telah mereka nodai
Kinilah giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka
Menganjurkan mengganyang pelacuran
Tanpa menganjurkan
Mengahwini para bekas pelacur
Adalah omong kosong

Pelacur-pelacur kota Jakarta
Saudari-saudariku
Jangan melulur keder pada lelaki
Dengan mudah
Kalian bisa telanjangi kaum palsu
Naikkan tarifmu dua kali
Dan mereka akan klabakan
Mogoklah satu bulan
Dan mereka akan puyeng
Lalu mereka akan berzina
Dengan isteri saudaranya.



Label: PUISI WS RENDRA

Kitab Syair & HADITH-HADITH SAHIH TENTANG HARAMNYA MUSIK Oleh Drs. Ab. Ghani Azmi b. Hj Idris (Rahimahullah)

0 komentar

Kitab Syair

·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bahwa beliau bersabda: Bait syair (puisi) paling bagus yang pernah diucapkan oleh orang-orang Arab adalah bait syair Labid: Ketahuilah, segala sesuatu selain Allah adalah batil. (Shahih Muslim No.4186)
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Perut seseorang itu lebih baik penuh dengan cairan nanah yang dapat merusak tubuh daripada penuh dengan syair. (Shahih Muslim No.4191)





              HADITH-HADITH  SAHIH  TENTANG  HARAMNYA  MUZIK

Oleh   Drs. Ab. Ghani Azmi b. Hj Idris  (Rahimahullah)
    

Para Imam Mazhab Empat telah sepakat mengharamkan semua alat-alat muzik, dengan beberapa pengecualian (rebana dalam majlis-majlis perkahwinan dan dua hari raya), berdasarkan hadith-hadith yang warid daripada Rasulullah(saw) mengenainya.  Akan tetapi ada sebahagian ulamak yang memfatwakan hukum yang berlawanan seratus peratus darjah dengannya.  Yang terkenal diantaranya ialah Ibn Hazm , tokoh besar Mazhab Ad Zhahiri dalam bukunya yang terkenal “Al Muhalla”.  Pada zaman moden ini lahir pula beberapa orang ulamak yang mengeluarkan fatwa yang serupa itu.  Diantaranya yang sangat menonjol ialah Dr. Yusuf Al Qardhawi didalam bukunya “Al Halal Wal Haram Fil Islam”.  Beliau telah berkata:  Adapun hadith-hadith nabi yang warid mengenainya (muzik) semuanya penuh dengan  tajrih (kecacatan) dan tidak ada satu hadith pun yang terselamat dari kritikan ulamak dan fuqaha hadith.  Al Qadhi Abu Bakar Ibn Al Arabi telah berkata: tidak ada satu hadith pun yang sahih mengenai pengharaman bunyian, manakala Ibn Hazm pula berkata: semua hadith yang warid mengenainya adalah baatil dan maudho’ belaka”. (Al Halal Wal Haram Fil Islam ms. 282)


Pendapat Dr. Yusuf Al Qardhawi ini tersebar di seluruh dunia Islam melalui bukunya yang terkenal dan sangat besar pengaruhnya di kalangan   umat   Islam sekarang ini di mana ia di terima  pakai dalam kebanyakan pendapat yang diutarakan dalam masyarakat umat , tanpa menoleh lagi kepada pendapat imam mazhab empat dan kepada dasar-dasarnya, seakan-akan pendapat tersebut adalah baatil, manakala pendapat Dr. Yusuf Al Qardhawi adalah suatu kebenaran mutlak yang tidak perlu di kaji dan di ragui lagi. 

Sesungguhnya pendapat yang mengatakan semua hadith-hadith yang bersangkutan dengan bunyian, muzik dan alat-alat muzik adalah baatil dan maudho’ belaka, adalah keterlaluan.  Ia bukanlah hasil dari satu kajian ilmiah yang mendalam dan matang, tetapi ia tidak lain dan tidak bukan dari satu taqlid buta kepada Ibn Hazm dan orang-orang yang serupa dengannya.  Ini adalah kerana menurut kajian yang di buat oleh ulamak-ulamak dan pengkritik hadith yang muktabar ternyata bahawa sebahagian hadith mengenai masalah ini adalah benar-benar sahih dan bukanlah samuanya baatil atau maudho’ seperti yang dikatakan.

Di antara hadith-hadith yang sahih ialah:

1.       Imran ibn Husain  meriwayatkan bahawa Rasulullah(saw) telah bersabda mafhumnya: “ Akan berlaku kemusnahan, penukaran rupa (penjelmaan) dan lontaran dalam umat ini.  Seorang lelaki dari kaum muslimin berkata: Bilakah yang demikian itu akan berlaku wahai Rasulullah(saw)?  Beliau bersabda mafhumnya: “ Apabila lahir biduanita-biduanita, alat-alat muzik dan di minum khamr (arak)”. (Hadith Sahih riwayat Tirmidhi dan Ibn Abiddunya.  Lafaz hadith ini menurut riwayat Tirmidhi. Lihat Sahih Sunan At Tirmidhi 1801-2323, Sahih Al Jaami’ As Sagheer 4273 dan Silsilatul Ahadeeth As Saheehah  - Syaikh Mohd Naasiruddin Al Albaani)


2.       Anas ibn Malik (rad) meriwayatkan bahawa  Rasulullah(saw) bersabda mafhumnya : “ Pasti akan berlaku kemusnahan, lontaran dan pengubahan rupa dalam umat ini, iaitu apabila mereka meminum khamr, mengambil biduanita-biduanita dan membunyikan alat-alat muzik.
(Hadith ini sahih riwayat Ibn Abiddunya dalam “Dzam Al Muhalli” Juz 1/1530 . Hadith ini juga diriwayatkan oleh Tirmidhi dan Ibn Abiddunya daripada Imran ibn Husain.  Imam Ahmad dan Ibn Abiddunya meriwayatkan juga daripada Abi Umamah dan ia diriwayatkan juga daripada Abu Hurairah oleh Tirmidhi dan Ibn Abiddunya.  Sila lihat Saheeh Al Jaami’ As Sagheer 5467 dan Silsilatul Ahadeeth As Saheehah 2023  As Syaikh Al Albaani)

3.       Imran ibn Husain dan Abu Saaid                                              (rad) meriwayatkan bahawa Rasulullah(saw) bersabda mafhumnya: “Akan berlaku kemusnahan, lontaran dan perubahan rupa di akhir zaman iaitu lahir alat-alat muzik, biduanita-biduanita dan apabila khamr dihalalkan”
(Hadith ini saheeh - Riwayat Tirmidhi dan Thabarani)   

4.       Abu Maalik Al Asyaari (rad) meriwayatkan bahawa Rasulullah(saw) bersabda mafhumnya: “ Orang-orang dari umat ku pasti akan meminum khamr yang mereka namakannya dengan bukan nama khamr, di mainkan alat-alat muzik keatas kepala mereka dan biduanita-biduanita.  Allah akan musnahkan bumi bersama-sama mereka dan menjadikan sebahagian mereka sebagai kera dan babi.  (Hadith ini saheeh - Riwayat Ibn Maajah, Al Baihaqi dan Ibn Asaakir, Ibn Hibban dan Thabarani.  Sila lihat Saheeh Al Jaami’ As Sagheer 5454, Silsilatul Ahadeeth As Saheehah  90, 91 dan Saheeh Ibn Maajah 3247 – 4020) 

5.       Abu Maalik Al Asyaari (rad) meriwayatkan bahawa Rasulullah(saw) bersabda mafhumnya: “ Akan  ada  beberapa kaum dari umatku yang menghalalkan zina, sutera (bagi lelaki), khamr dan alat muzik dan beberapa kamu akan turun/berhenti di sudut sebuah bukit yang tinggi.  Para penternak datang kepada mereka di waktu petang dengan membawa haiwan-haiwan ternakan mereka kerana sesuatu keperluan, lalu mereka berkata:  Datanglah semua menemui kami esok.  Lantas Allah(swt) memusnahkan mereka pada waktu malam dan menjatuhkan bukit yang tinggi itu ke atas mereka dan sebahagian yang lain lagi Allah mengubah rupa mereka menjadi seperti kera dan babi sampailah ke hari kiamat.
(Hadith ini saheeh – Ri. Al Bukhari dalam kitab saheehnya (4/30).  Sila lihat  Silsilatul Ahadeeth As Saheehah 1/91/139-147  dan Saheeh Al Jaami’us Sagheer 5466.)

     
Hadith ini diriwayatkan oleh Bukhari
di  dalam saheehnya secara ta’lik.

Semua hadith tersebut dengan jelas dan tegas mengatakan keharaman zina, sutera (bagi lelaki) , khamr dan alat muzik .  Terhadap kaum yang menghalalkan  akan di timpakan Allah dengan kemusnahan, perubahan rupa sampailah ke hari kiamat.  Tidak ada hadith – hadith sahih yang mengecualikannya kecuali penggunaan rebana dalam majlis-majlis perkahwinan dan pada dua hari raya. 

Sewaktu menjelaskan hadith di atas, Al Allaamah As Syaikh Muhammad Naasiruddin Al Albaani, (rahimahullah) telah berkata:  “ Banyak hadith yang warid mengenai pengharaman muzik yang terkenal pada masa itu (masa Nabi saw) seperti gendang (genderang), gambus dan lain-lain.  Tidak ada hadith yang warid yang menyalahinya atau pun yang mengtakhsiskannya kecuali rebana / kompang  dalam majlis-majlis perkahwinan dan dua hari raya kerana ianya mubah mengikut perincian yang di sebutkan dalam kitab-kitah fiqh.  Mengenai ini telah saya sebutkan dalam sanggahan saya terhadap Ibn Hazm.  Maka oleh kerana itulah mazhab yang empat sepakat mengharamkan semua alat-alat muzik.  Manakala sebahagian mereka mengecualikan gendang peperangan selain rebana dalam majlis-majlis perkahwinan dan dua hari raya itu.  Dan sebahagian ulamak sekarang memasukkan / menghubungkan ke dalamnya muzik tentera.  Pendapat ini tidak mempunyai dasar kerana beberapa sebab:

1.        Mentakhsiskan hadith-hadith yang mengharamkan (secara umum) tanpa adanya  makhsus (pentakhsis) semata-mata berdasarkan akal fikiran dan istihsan adalah baatil.

2         Yang wajib bagi orang –orang Islam dalam masa peperangan ialah menghadapkan hati mereka semata-mata kepada Allah sambil memohon pertolongan untuk mengalahkan musuh.  Yang demikian lebih kuat pengaruhnya bagi ketenteraman jiwa dan lebih menguatkan hubungan hati dengan Allah Taala.  Penggunaan muzik adalah di antara perkara yang merosakkan hati dan memalingkan mereka dari menyayangi tuhan mereka.  Allah Taala berfirman mafhumnya: “  Wahai orang –orang yang beriman !  Apabila kamu memerangi pasukan musuh, maka teguhkanlah hati kamu dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung”  ( Al Anfaal: 45) .

Penggunaan alat-alat muzik adalah sebahagian dari adat/tradisi orang-orang kafir yang tidak beriman dengan Allah dan hari akhirat dan tidak pula mengharamkan apa –apa yang  telah di haramkan Allah dan RasulNya dan tidak pula beragama dengan agama yang benar.

Justeru, kita tidak harus menyerupai mereka, terutamanya dalam perkara-perkara yang di haramkan Allah secara umum seperti muzik ini.

Saudara sekalian, janganlah hendaknya terpedaya dengan apa yang didengar daripada sebahagian ulamak fiqh yang masyur sekarang ini yang berpendapat halalnya alat-alat muzik dan muzik itu, kerana mereka sebenarnya mengeluarkan fatwa secara taqlid dan mereka membantu kecenderungan / keinginan manusia sekarang ini.

Kepada siapakah mereka bertaqlid? Tidak lain  kecuali kepada Ibn Hazm yang telah berbuat salah apabila beliau membolehkan/menghalalkan alat-alat muzik dan hiburan kerana menurutnya hadith Abu Maalik Al Asyaari tidak saheeh sedangkan anda telah mengetahui bahawa hadith tersebut adalah benar-benar saheeh.

Pendapat Ibn Hazm ini lahir kerana kelemahannya dalam ilmu hadith sperti yang telah di nyatakan sebelum ini.  Apakah  gerangan yang mendorong mereka mengikuti pendapat Ibn Hazm dengan meninggalkan pendapat imam-imam yang empat (Maalik, Abu Haanifah, Shafei dan Ahmad) pada hal mereka lebih faqih dari Ibn Hazm, lebih alim , lebih ramai bilangannya  dan lebih kuat hujjahnya?.  Jika yang mendorong mereka bertaqlid kepada Ibn Hazm kerana semata-mata pentahqiqan ilmi maka tidak siapa yang akan mengkritik mereka.  Pengertian tahqiq ilmi seperti yang di ketahui ialah mereka hendaklah mengikuti semua hadith yang warid dalam bab ini, mempelajari jalan-jalan dan perawi-perawinya dan kemudian menghukum hadith-hadith itu mengikut yang patut, samada saheeh, hasan  atau dhaeef.  Kemudian apabila ada di antaranya  yang  saheeh, mereka hendaklah mempelajarinya dari sudut dilalahnya, fiqhnya, umumnya dan khususnya berdasarkan kaedah-kaedah ilmu usul hadeeth dan usul fiqh..

Jika mereka telah berbuat demikian, mereka mendapat pahala dan tidak ada sesiapa yang dapat mengkritik mereka.  Akan tetapi, demi Allah mereka tidak melakukan sesuatu apa pun!  Apabila mereka di hadapkan kepada sesuatu masalah, mereka akan melihat kepada pendapat-pendapat para ulamak mengenainya.  Kemudian mereka mengambil mana yang lebih mudah atau yang lebih mendatangkan maslahat-maslahat menurut anggapan mereka tanpa melihat apakah pendapat itu selaras dengan dalil dari Al Kitab dan As Sunnah As Saheehah.  Tidak di ketahui berapa banyak mereka telah mensyariatkan untuk orang ramai dengan cara ini – atas nama syariat Islam pada hal Islam bersih darinya.
(Silsilatul Ahadeeth As Saheehah ms 139 – 147  Jilid 1/91  - Syaikh Al Albaani) 

Sungguhpun Islam itu adalah agama Allah, semuanya mestilah di dasarkan kepada kitab sucinya dan kepada keterangan –keterangan rasulNya.  Jika ada, kemudian barulah ijhtihad berdasarkan kaedah-kaedah yang telah di tetapkan.  Mana-mana pendapat yang berlawanan dengan dalil, baik Al Quran ataupun Al Hadeeth, dengan sendirinya baaatil dan mardud ( di tolak).


Kitab Salat

0 komentar

 1. Permulaan azan

·         Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Dahulu, orang-orang Islam ketika tiba di Madinah, mereka berkumpul lalu memperkirakan waktu salat. Tidak ada seorang pun yang menyeru untuk salat. Pada suatu hari mereka membicarakan hal itu. Sebagian mereka berkata: Gunakanlah lonceng seperti lonceng orang Kristen. Sebagian yang lain berkata: Gunakanlah terompet seperti terompet orang Yahudi. Kemudian Umar berkata: Mengapa kalian tidak menyuruh seseorang agar berseru untuk salat? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Hai Bilal, bangunlah dan serulah untuk salat. (Shahih Muslim No.568)
2. Perintah menggenapkan azan dan mengganjilkan iqamat
·         Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Bilal diperintahkan agar menggenapkan azan dan mengganjilkan iqamat. (Shahih Muslim No.569)
3. Sunat menunjuk dua orang muazin untuk satu mesjid
·         Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mempunyai dua muazin, Bilal dan Ibnu Ummu Maktum yang buta. (Shahih Muslim No.573)
4. Sunat membaca seperti yang dikumandangkan muazin bagi yang mendengar azan kemudian membaca selawat untuk Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan memohon wasilah untuknya
·         Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Apabila engkau mendengar azan, maka bacalah seperti yang dikumandangkan muazin. (Shahih Muslim No.576)
5. Keutamaan azan dan larinya setan ketika mendengar azan
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., Beliau bersabda: Sesungguhnya setan, apabila mendengar azan untuk salat, ia berlari sambil terkentut-kentut sampai tidak mendengarnya lagi. Ketika azan telah berhenti, ia kembali menghasut. Apabila mendengar iqamat, ia pergi sampai tidak mendengarnya. Ketika iqamat telah berhenti, ia kembali menghasut lagi. (Shahih Muslim No.582)
6. Sunat mengangkat dua tangan sejajar pundak ketika takbiratul ihram, akan rukuk dan bangun dari rukuk serta tidak mengangkat tangan ketika bangun dari sujud
·         Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mengangkat kedua tangan hingga sejajar pundak ketika memulai salat, sebelum rukuk dan ketika bangun dari rukuk. Beliau tidak mengangkatnya di antara dua sujud. (Shahih Muslim No.586)
·         Hadis riwayat Malik bin Huwairits Radhiyallahu’anhu:
Dari Abu Qilaabah, bahwa ia melihat Malik bin Huwairits ketika ia salat, ia bertakbir lalu mengangkat kedua tangannya. Ketika ingin rukuk, ia mengangkat kedua tangannya. Ketika mengangkat kepala dari rukuk, ia mengangkat kedua tangannya. Ia bercerita bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dahulu berbuat seperti itu. (Shahih Muslim No.588)
7. Menetapkan takbir tiap kali turun dan bangun dalam salat, kecuali bangun dari rukuk membaca: “Allah mendengar orang yang memuji-Nya”
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah salat mengimami para sahabat. Ia bertakbir tiap kali turun dan bangun. Ketika selesai ia berkata: Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip dengan salat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.. (Shahih Muslim No.590)
·         Hadis riwayat Imran bin Hushein Radhiyallahu’anhu:
Dari Mutharrif bin Abdullah, ia berkata: Aku dan Imran bin Hushein salat di belakang Ali bin Abu Thalib. Saat sujud beliau bertakbir. Saat mengangkat kepalanya beliau bertakbir. Saat bangun dari dua rakaat beliau bertakbir. Selesai salat Imran memegang tanganku dan berkata: Sesungguhnya Ali telah mengimami salat kita dengan salat seperti salat Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. atau katanya: Sesungguhnya Ali telah mengingatkan aku dengan salat Muhammad Shallallahu alaihi wassalam.. (Shahih Muslim No.594)
8. Wajib membaca surat Al-Fatihah setiap rakaat dan bagi orang yang tidak bisa dan belum mempelajarinya disarankan membaca surat lain, selain surat Fatihah
·         Hadis riwayat Ubadah bin Shamit Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Orang yang tidak membaca surat Al-Fatihah, tidak sah salatnya. (Shahih Muslim No.595)
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada salat kecuali dengan bacaan surat Al-Fatihah. (Shahih Muslim No.599)
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. masuk mesjid. Lalu seorang lelaki masuk dan melakukan salat. Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda: Ulangilah salatmu, karena sesungguhnya engkau belum salat. Lelaki itu kembali salat seperti salat sebelumnya. Setelah salatnya yang kedua ia mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan memberi salam. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menjawab: Wa’alaikas salam. Kemudian beliau bersabda lagi: Ulangilah salatmu, karena sesungguhnya engkau belum salat. Sehingga orang itu mengulangi salatnya sebanyak tiga kali. Lelaki itu berkata: Demi Zat yang mengutus Anda dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda: Bila engkau melakukan salat, bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Alquran yang engkau hafal. Setelah itu rukuk hingga engkau tenang dalam rukukmu. Bangunlah hingga berdiri tegak. Lalu bersujudlah hingga engkau tenang dalam sujudmu. Bangunlah hingga engkau tenang dalam dudukmu. Kerjakanlah semua itu dalam seluruh salatmu. (Shahih Muslim No.602)
9. Dalil tidak boleh mengeraskan bacaan basmalah
·         Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku pernah salat bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., bersama Abu Bakar, bersama Umar dan bersama Usman dan aku tidak mendengar seorang pun dari mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim. (Shahih Muslim No.605)
10. Dalil bahwa basmalah adalah awal ayat tiap surat kecuali surat At-Taubah
·         Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersama kami, tiba-tiba beliau terlena sesaat, kemudian mengangkat kepala beliau sambil tersenyum. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apa yang membuat Anda tertawa? Beliau menjawab: Baru saja satu surat diturunkan kepadaku. Lalu beliau membaca: Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar “nikmat yang banyak”. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus. Kemudian beliau bertanya: Tahukah kalian, apakah Kautsar itu? Kami menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Beliau bersabda: Itu adalah sungai yang dijanjikan Tuhanku. Sungai yang menyimpan banyak kebaikan dan merupakan telaga yang didatangi umatku pada hari kiamat. Wadahnya sebanyak bilangan bintang. Ada seorang hamba yang ditarik dari kumpulan mereka. Aku berkata: Ya Tuhanku, dia termasuk umatku. Allah berfirman: Engkau tidak tahu, dia telah membuat suatu bid`ah sepeninggalmu. (Shahih Muslim No.607)
11. Tasyahhud dalam salat
·         Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu dia berkata:
Ketika kami bermakmum di belakang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., kami membaca: “Keselamatan tetap pada Allah, keselamatan tetap pada si fulan”. Suatu hari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda kepada kami: Sesungguhnya Allah adalah keselamatan itu sendiri. Jadi, apabila salah seorang di antara engkau duduk (membaca tasyahud) hendaknya membaca: “Segala kehormatan, semua rahmat dan semua yang baik itu milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkat-Nya dilimpahkan kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada para hamba-Nya yang saleh. Apabila dia telah membacanya, maka keselamatan itu akan menyebar kepada semua hamba Allah yang saleh”, baik yang di langit maupun yang di bumi. “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”, kemudian berdoalah sesukanya. (Shahih Muslim No.609)
12. Selawat kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. sesudah tasyahhud
·         Hadis riwayat Kaab bin Ujrah Radhiyallahu’anhu:
Dari Abdullah bin Abu Laila, dia berkata: Kaab bin Ujrah menemuiku dan berkata: Maukah engkau aku berikan hadiah? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah menemui kami, lalu kami berkata: Kami telah mengetahui cara membaca salam untuk Baginda, lalu bagaimana kami membaca selawat untuk Anda? Beliau bersabda: Bacalah: “Allahumma shalli `alaa Muhammad wa `alaa aali Muhammad kamaa baarakta `alaa aali Ibrahim. Innaka hamiidum majiid. Allahumma baarik `alaa Muhammad wa `alaa aali Muhammad kamaa baarakta `alaa aali Ibrahim Innaka hamiidum majiid”. (Ya Allah, limpahkanlah sejahtera kepada Muhammad dan keluarga nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi maha mulia). (Shahih Muslim No.614)
·         Hadis riwayat Abu Humaid As-Saidi Radhiyallahu’anhu:
Bahwa para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana cara kami membaca selawat untuk Anda? Beliau bersabda: Bacalah: “Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa azwaajihi wa zurriyyatihi kamaa shallaita ‘alaa aali Ibrahim wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa azwaajihi wa zurriyyatihi kamaa baarakta ‘alaa aali Ibrahim. Innaka hamiidum majiid.” (Ya Allah, limpahkanlah sejahtera kepada Muhammad dan istri-istrinya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji dan mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan istri-istrinya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi maha mulia). (Shahih Muslim No.615)
13. Membaca “sami`allahu liman hamidah” dan “aamiin”
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Apabila imam membaca “sami`allahu liman hamidah”, hendaklah kalian membaca “Allahumma rabbanaa lakal hamdu”, (Ya Allah, Tuhan kami, hanya milik-Mu-lah segala pujian), karena barang siapa yang ucapannya bertepatan dengan bacaan malaikat, maka dosanya yang lalu akan diampuni. (Shahih Muslim No.617)
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Bila Imam membaca: Amin, hendaklah kalian membaca: “Aamiin”. Karena sesungguhnya barang siapa yang bacaan aminnya bertepatan dengan bacaan amin malaikat maka dosanya yang lalu akan diampuni. (Shahih Muslim No.618)
14. Makmum harus mengikuti imam
·         Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu dia berkata:
Nabi Shallallahu alaihi wassalam. pernah jatuh dari kuda sehingga lambung kanan beliau robek. Kami datang menjenguk. Saat tiba waktu salat, beliau salat bersama kami dengan duduk dan kami pun salat di belakang beliau dengan duduk. Usai salat beliau bersabda: Sesungguhnya seseorang dijadikan imam untuk diikuti. Jadi, apabila dia bertakbir, bertakbirlah. Bila dia sujud, sujudlah. Bila ia bangun, bangunlah. Bila ia membaca “sami`allahu liman hamidah”, bacalah “rabbanaa lakal hamdu” dan bila ia salat dengan duduk, salatlah dengan duduk pula. (Shahih Muslim No.622)
·         Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah sakit. Para sahabat datang menjenguk beliau. Kemudian beliau salat dengan duduk. Para sahabat bermakmum pada beliau dengan berdiri. Beliau memberi isyarat kepada mereka agar duduk, maka mereka pun duduk. Selesai salat beliau bersabda: Sesungguhnya seseorang dijadikan imam hanyalah untuk diikuti. Jadi apabila ia rukuk, maka rukuklah kalian, bila ia bangun, maka bangunlah kalian dan bila ia salat sambil duduk, maka salatlah kalian sambil duduk. (Shahih Muslim No.623)
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Sesungguhnya imam itu untuk diikuti. Karena itu, maka janganlah kalian menyalahinya. Apabila ia bertakbir, maka bertakbirlah kalian, bila ia rukuk, maka rukuklah kalian, bila ia membaca “sami`allahu liman hamidah”, maka bacalah “Allahumma rabbanaa lakal hamdu”, bila ia sujud, maka sujudlah dan bila ia salat sambil duduk, maka salatlah kalian sambil duduk. (Shahih Muslim No.625)
15. Imam mengangkat seseorang untuk menggantikannya apabila ia uzur, seperti sakit, bepergian atau lainnya, makmum harus berdiri di belakang imam yang duduk selama ia mampu, penghapusan hukum duduk di belakang imam yang duduk bagi makmum yang mampu berdiri
·         Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Dari Ubaidillah bin Abdullah, ia berkata: Aku menemui Aisyah dan berkata: Maukah Anda menceritakan kepadaku tentang sakit Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam? Ia berkata: Nabi Shallallahu alaihi wassalam. menderita lemah sekali, beliau bersabda: Apakah para sahabat sudah salat? Kami jawab: Belum, mereka menunggu baginda, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Tuangkan air untukku di bak. Kami pun melakukannya lalu beliau mandi. Setelah itu, saat ingin bangkit beliau pingsan. Ketika siuman beliau bertanya: Apakah para sahabat sudah salat? Kami jawab: Belum. Mereka menunggu baginda, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Tuangkan air untukku di bak. Kami mengerjakannya dan beliau mandi. Saat akan berdiri beliau pingsan lagi. Setelah siuman beliau bertanya: Apakah para sahabat sudah salat? Kami jawab: Belum, mereka menunggu baginda, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Tuangkan air untukku di bak. Kami mengerjakannya dan beliau mandi. Ketika akan bangun beliau pingsan lagi untuk yang ketiga kalinya. Pada waktu siuman beliau bertanya: Apakah para sahabat sudah salat? Kami jawab: Belum. Mereka menunggu baginda, wahai Rasulullah. Para sahabat telah berkumpul di mesjid menunggu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. untuk salat Isyak. Beliau memerintahkan seseorang menemui Abu Bakar agar ia mengimami salat. Tiba di hadapan Abu Bakar, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memerintahkan Anda untuk mengimamai salat sahabat lainnya. Abu Bakar adalah seorang yang lembut hati, ia berkata: Wahai Umar, imamilah mereka itu! Umar berkata: Anda lebih menjadi imam mereka. Akhirnya Abu Bakar mengimami salat mereka selama beberapa hari. Ketika sakit Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. agak ringan, beliau keluar untuk salat Zuhur, dibantu oleh dua orang, salah satunya adalah Abbas. Saat itu Abu Bakar akan mengimami sahabat. Ketika ia melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. datang, ia mundur untuk menunda (salat). Nabi Shallallahu alaihi wassalam. memberi isyarat kepadanya agar jangan ditunda. Kemudian beliau memerintahkan kedua orang yang memapah beliau: Dudukkan aku di sampingnya. Mereka mendudukkan beliau di samping Abu Bakar. Maka Abu Bakar salat berdiri bermakmum kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., para sahabat yang lain bermakmum kepada Abu Bakar dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. saat itu salat sambil duduk. (Shahih Muslim No.629)
·         Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Abu Bakar mengimami sahabat ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sakit yang membuatnya wafat, pada hari Senin, ketika berbaris dalam salat, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menyingkap tirai kamar dan memandang kami dengan berdiri. Wajah beliau putih seperti kertas, beliau tersenyum. Kami yang sedang salat terpukau karena gembira dengan keluarnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Kemudian Abu Bakar mundur untuk ke barisan pertama. Ia mengira bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. keluar untuk salat. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. memberi isyarat tangan kepada mereka agar terus menyempurnakan salat. Lalu beliau masuk lagi dan menurunkan tirai kamar. Pada hari itu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. wafat. (Shahih Muslim No.636)
·         Hadis riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sakit dan semakin bertambah parah. Beliau bersabda: Perintahkan Abu Bakar agar mengimami salat kaum muslimin. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, Abu Bakar adalah seorang yang berhati halus. Kalau ia menempati tempat baginda, ia tidak akan mampu mengimami salat Kaum muslimin. Beliau bersabda: Perintahkan Abu Bakar agar mengimami salat kaum muslimin. Kalian ini seperti teman-teman Yusuf (dalam berdebat). Abu Musa berkata: Kemudian Abu Bakar mengimami salat mereka ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. masih hidup. (Shahih Muslim No.638)
16. Jamaah menunjuk seseorang untuk mengimami mereka bila imam yang tetap terlambat datang dan mereka tidak khawatir akan timbul masalah akibat penunjukan tersebut
·         Hadis riwayat Sahal bin Saad As-Saidi Radhiyallahu’anhu:
Bahwa ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pergi ke Bani Amru bin Auf untuk mendamaikan pertikaian di antara mereka, maka ketika tiba waktu salat, seorang muazin datang kepada Abu Bakar lalu berkata: Maukah engkau mengimami salat orang-orang. Lalu saya mengiqamati? Abu Bakar menjawab: Ya. Kemudian Abu Bakar salat. Ketika orang-orang sedang salat, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. datang. Beliau maju perlahan hingga sampai barisan awal. Melihat itu orang-orang bertepuk tangan, tetapi Abu Bakar tidak menoleh. Ketika tepuk tangan semakin riuh ia menoleh dan melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Beliau mengisyaratkan Abu Bakar agar tetap di tempatnya. Abu Bakar mengangkat kedua tangannya seraya memuji Allah ‘azza wa jalla sesuai dengan yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, lalu mundur sehingga sejajar dengan barisan awal. Setelah itu Nabi Shallallahu alaihi wassalam. maju dan salat. Usai salat, beliau bersabda: Hai Abu Bakar, apa yang menghalangimu untuk tetap di tempatmu ketika aku suruh? Abu Bakar menjawab: Tidak layak bagi anak Abu Quhafah salat di hadapan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Beliau bersabda lagi: Mengapa kalian bertepuk tangan? Barang siapa yang ingin mengingatkan sesuatu di dalam salat, hendaknya ia bertasbih, karena bila ia bertasbih, ia akan ditoleh. Tepuk tangan hanya untuk wanita. (Shahih Muslim No.639)
17. Bertasbih bagi lelaki dan tepuk tangan bagi wanita jika ingin mengingatkan sesuatu di dalam salat
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah bersabda: Bertasbih untuk lelaki dan tepuk tangan untuk wanita. (Shahih Muslim No.641)
18. Perintah membaguskan, menyempurnakan dan khusyuk dalam salat
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Suatu hari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mengimami salat kami. Usai salat beliau bersabda: Hai fulan, mengapa engkau tidak membaguskan salatmu? Tidakkah orang yang salat merenungkan bagaimana salatnya? Sesungguhnya ia salat untuk dirinya sendiri. Demi Allah, sungguh aku dapat melihat belakangku, sebagaimana aku melihat depanku. (Shahih Muslim No.642)
·         Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Sempurnakanlah rukuk dan sujud, demi Allah, sesungguhnya aku dapat melihat engkau di belakangku (kemungkinan bersabda: yang di belakang punggungku) saat engkau rukuk atau sujud. (Shahih Muslim No.644)
19. Larangan mendahului imam dalam rukuk, sujud atau lainnya
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. pernah bersabda: Apakah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, tidak takut kepalanya diganti oleh Allah dengan kepala keledai. (Shahih Muslim No.647)
20. Meluruskan barisan dan merapikannya, berdesakan dalam barisan pertama dan berlomba mendapatkannya, mendahulukan orang-orang yang punya keutamaan dan mendekatkan mereka kepada imam
·         Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Luruskanlah barisan kalian. Sesungguhnya kelurusan barisan salat termasuk bagian dari kesempurnaan salat. (Shahih Muslim No.656)
·         Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Sempurnakanlah barisan, karena sesungguhnya aku dapat melihat engkau yang ada di belakangku. (Shahih Muslim No.657)
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Luruskanlah barisan dalam salat, karena lurusnya barisan itu termasuk kebaikan salat. (Shahih Muslim No.658)
·         Hadis riwayat Nukman bin Basyir Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Sebaiknya engkau mau meluruskan barisanmu atau Allah akan menancapkan rasa permusuhan di antara engkau. (Shahih Muslim No.659)
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Seandainya manusia tahu apa (keutamaan) yang terdapat dalam azan dan barisan pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, pasti mereka akan mengundinya. Seandainya mereka tahu apa (keutamaan) yang terdapat dalam bersegera (datang sedini mungkin) melakukan salat, pasti mereka berlomba-lomba melakukannya. Seandainya mereka tahu apa yang terdapat dalam salat Isyak dan salat Subuh, pasti mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak. (Shahih Muslim No.661)
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Seandainya kalian (atau mereka) tahu apa yang ada dalam barisan depan, tentu akan diadakan undian. (Shahih Muslim No.663)
21. Perintah agar para wanita yang salat di belakang laki-laki untuk tidak mengangkat kepala mereka dari sujud sebelum laki-laki mengangkat kepalanya
·         Hadis riwayat Sahal bin Saad Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku melihat orang-orang lelaki yang salat di belakang Nabi Shallallahu alaihi wassalam. mengikatkan kain mereka pada leher seperti anak kecil karena sempitnya kain mereka. Seseorang berkata: Hai para wanita, janganlah kalian mengangkat kepala kalian sebelum orang-orang lelaki mengangkat kepala mereka. (Shahih Muslim No.665)
22. Wanita boleh ke mesjid apabila tidak menimbulkan hal-hal yang negatif dan tanpa memakai wangi-wangian
·         Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Jika istri salah seorang dari kalian minta izin pergi ke mesjid, maka janganlah mencegahnya. (Shahih Muslim No.666)
·         Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam. ia berkata:
Seandainya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. melihat apa yang diperbuat wanita saat ini, tentu beliau melarang mereka pergi ke mesjid, seperti dilarangnya wanita Bani Israel. Yahya berkata: Aku bertanya kepada Amrah: Apakah wanita Bani Israel dilarang pergi ke mesjid (tempat ibadah mereka)? Ia menjawab: Ya. (Shahih Muslim No.676)
23. Membaca bacaan dalam salat jahriyah (salat yang bacaannya dikeraskan) dengan suara antara keras dan pelan, apabila khawatir akan timbul hal yang tidak baik jika dikeraskan
·         Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Tentang firman Allah Taala: Dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salatmu dan jangan pula memelankannya. Ia berkata ayat ini turun ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sedang bersembunyi di Mekah. Ketika beliau salat bersama para sahabat, beliau mengeraskan suaranya dalam membaca Alquran. Orang-orang musyrik yang mendengarnya menjelek-jelekan Alquran, Allah yang menurunkannya dan Nabi yang membawanya. Maka Allah Taala berfirman: Janganlah engkau mengeraskan suaramu di dalam salatmu, sehingga orang-orang musyrik mendengar bacaanmu: Dan janganlah engkau memelankannya sehingga sahabatmu tidak mendengarnya. Carilah cara di antara kedua hal itu. Akhirnya beliau membaca antara keras dan pelan. (Shahih Muslim No.677)
·         Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Tentang firman Allah: Dan janganlah mengeraskan suaramu di dalam salatmu dan jangan pula memelankannya. Ia berkata: Ayat ini diturunkan berkaitan dengan doa. (Shahih Muslim No.678)
24. Mendengarkan bacaan Alquran
·         Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:
Tentang firman Allah: Janganlah engkau gerakkan lidahmu tergesa-gesa untuk membaca Alquran. Ia berkata: Dulu ketika malaikat Jibril turun menyampaikan wahyu, Nabi Shallallahu alaihi wassalam. sering menggerakkan lidah dan bibir beliau (untuk mengulang-ulang agar tidak lupa). Hal itu membuat beliau merasa berat. Keadaan beliau seperti itu dapat dilihat. Lalu Allah berfirman: Janganlah engkau gerakkan lidahmu terburu-buru untuk membacanya dan ingin cepat “menguasainya”. Sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkan di dadamu dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacanya, ikutilah bacaan itu. Kami menurunkannya, maka dengarkanlah baik-baik. Firman-Nya: Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya “Kami menjelaskannya melalui lidahmu”. Ketika malaikat Jibril mendatangi beliau (untuk memberi wahyu), maka beliau diam mendengarkan. Setelah Jibril pergi, beliau membacanya, sebagaimana telah dijanjikan oleh Allah pada beliau. (Shahih Muslim No.679)
25. Mengeraskan bacaan dalam salat subuh dan membacakan Alquran untuk Jin
·         Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tidak membacakan kepada jin dan tidak pula melihat mereka. Beliau pergi bersama para sahabat menuju pasar Ukaz. Saat itu antara setan dan berita langit telah terhalang. Mereka dilempari panah api. Setan-setan itu kembali kepada kaum mereka dan berkata: Antara kami dan berita langit telah terhalang dan kami pun dilempari panah api. Ini tidak lain pasti karena sesuatu telah terjadi. Pergilah ke belahan bumi bagian timur dan barat, telitilah apa yang menghalangi kita dengan berita langit. Mereka pun pergi ke belahan bumi bagian timur dan barat. Sebagian mengambil arah Tihamah dengan tujuan pasar Ukaz (Nabi berada di Nakhl). Saat itu beliau sedang salat Subuh dengan para sahabat. Mereka mendengar Alquran yang dibaca beliau dan memperhatikannya. Lalu kata mereka: Inilah yang membuat kita terhalang dengan berita langit. Mereka kembali kepada kaum mereka dan berkata: Hai kaumku, Sesungguhnya kami telah mendengar bacaan yang mengagumkan, yang dapat mengantarkan kita kepada kebenaran. Maka aku beriman kepadanya, dan tidak akan menyekutukan Tuhanku dengan siapapun. Maka Allah Taala menurunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. Katakanlah, telah diwahyukan kepadaku bahwa sekelompok jin telah mendengarkan bacaan Alquran. (Shahih Muslim No.681)
26. Bacaan dalam salat Zuhur dan Asar
·         Hadis riwayat Abu Qatadah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Kami pernah salat berjamaah dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Dalam dua rakaat pertama salat Zuhur dan Asar, beliau membaca Fatihah dan dua buah surat, kadang-kadang memperdengarkan ayat kepada kami. Beliau memanjangkan rakaat pertama salat Zuhur dan memperpendek rakaat kedua. Demikian pula dalam salat Subuh. (Shahih Muslim No.685)
27. Bacaan dalam salat Subuh
·         Hadis riwayat Abu Barzah Radhiyallahu’anhu: ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dalam salat Subuh membaca enam puluh sampai seratus ayat. (Shahih Muslim No.702)
28. Bacaan dalam salat Isyak
·         Hadis riwayat Barra’ Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bahwa dalam suatu perjalanan beliau mengerjakan salat Isyak. Dalam salah satu dari dua rakaatnya beliau membaca Wat tiini waz zaitun. (Shahih Muslim No.706)
·         Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Muaz pernah salat bersama Nabi Shallallahu alaihi wassalam. lalu pulang mengimami kaumnya. Pada suatu malam ia salat Isyak bersama Nabi Shallallahu alaihi wassalam. lalu pulang mengimami kaumnya. Ketika ia mulai dengan membaca surat Al-Baqarah, ada seorang lelaki yang memisahkan diri dari salat berjamaah sampai salam, selanjutnya mengerjakan salat sendiri dan pergi. Orang-orang menegurnya: Hai fulan, apakah engkau telah munafik? Ia menjawab: Tidak, demi Allah. Sungguh, aku akan menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan memberitahukan hal ini. Setelah bertemu dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., ia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami adalah pemilik unta penyiram tanaman, bekerja di siang hari. Sesungguhnya Muaz setelah mengerjakan salat Isyak bersama Anda lalu pulang dan (salat bersama kami) mulai dengan bacaan surat Al-Baqarah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. menghadap ke arah Muaz dan bersabda: Wahai Muaz, apakah engkau ingin menimbulkan fitnah (kesulitan)? Bacalah (surat) ini dan itu. Sufyan berkata: Aku berkata kepada Amru bahwa Abu Zubair menceritakan kepada kami dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Bacalah Was Syamsi wa Dhuhaaha (surat As-Syams), Wadh Dhuhaa (surat Ad-Dhuhaa), Wal laili idza Yaghsyaa (surat Al-Lail) dan Sabbihisma rabbikal a`laa (sutat Al-A`laa), maka Amru menanggapi: Ya, seperti itu. (Shahih Muslim No.709)
29. Perintah kepada imam agar mempercepat salat sambil menjaga kesempurnaan
·         Hadis riwayat Abu Masud Al-Anshari Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Seorang lelaki datang menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dan berkata: Saya terlambat salat Subuh karena si fulan memperlambat salatnya saat mengimami kami. Kemudian aku belum pernah melihat Nabi Shallallahu alaihi wassalam. marah dalam memberikan nasehat seperti marahnya beliau (memberikan nasehat) pada hari itu. Beliau bersabda: Wahai manusia, sesungguhnya di antara engkau ada yang membuat orang lari (jera). Barang siapa di antara kalian menjadi imam, maka hendaklah ia meringkas, sebab di belakangnya ada orang tua, orang lemah dan orang yang punya keperluan. (Shahih Muslim No.713)
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Apabila salah seorang dari kalian menjadi imam, maka hendaknya ia memperingan salatnya, karena di antara mereka ada anak kecil, orang tua, orang lemah dan orang sakit. Bila salat sendirian, maka salatlah sekehendak hatinya. (Shahih Muslim No.714)
·         Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. meringkas (bacaan) salat dan menyempurnakannya. (Shahih Muslim No.719)
·         Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah mendengar tangis anak kecil bersama ibunya ketika sedang salat. Maka beliau membaca surat yang ringan atau surat yang pendek. (Shahih Muslim No.722)
30. Keselarasan antara rukun-rukun salat dan memperingan dengan tetap sempurna
·         Hadis riwayat Barra’ bin Azib Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku mengamati salat Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. Aku perhatikan berdirinya, rukuknya, iktidal setelah rukuk, sujudnya, duduk antara dua sujud, sujud kedua, duduk antara salam dan selesai salat, (aku perhatikan) satu dengan lainnya saling sama. (Shahih Muslim No.724)
·         Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Sungguh, aku tidak akan menambah-nambah, aku akan mengimami salat kalian seperti aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mengimami salat kami. Tsabit (salah seorang perawi) berkata: Anas telah melakukan sesuatu yang tidak seperti yang kalian lakukan. Ketika ia bangun dari rukuk, ia berdiri tegak hingga orang berkata: Anas telah lupa, dan ketika bangun dari sujud, ia diam (tidak bergerak) sehingga orang bilang: Anas telah lupa. (Shahih Muslim No.726)
31. Mengikuti imam dan bergerak setelah gerakan imam
·         Hadis riwayat Barra’ Radhiyallahu’anhu:
Bahwa mereka (para sahabat) salat di belakang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Ketika beliau bangun dari rukuk (dan ingin sujud). aku tidak melihat seorang pun membungkukkan badannya hingga Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. meletakkan dahinya di tanah. Setelah itu para sahabat yang di belakang beliau ikut bersungkur sujud. (Shahih Muslim No.728)
32. Bacaan ketika rukuk dan sujud
·         Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. dalam rukuk dan sujudnya banyak membaca: “Subhaanaka allahumma rabbanaa wa bihamdika, allahummaghfir li” (Maha suci Allah, ya Allah, ya Tuhan kami, dengan segala puji-Mu, ampunilah aku). Beliau menafsirkan perintah Alquran. (Shahih Muslim No.746)
33. Menjelaskan anggota tubuh untuk bersujud, larangan menahan rambut dan pakaian (saat sujud), menjalin rambut ketika salat
·         Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Nabi Shallallahu alaihi wassalam. diperintahkan untuk sujud dengan tujuh anggota badan dan dilarang menutup dahinya dengan rambut dan pakaian. (Shahih Muslim No.755)
34. Meluruskan badan, meletakkan kedua telapak tangan di atas tanah, mengangkat kedua siku dari lambung dan menjauhkan perut dari kedua paha ketika sujud
·         Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Luruslah kalian dalam sujud dan janganlah seorang kalian melunjurkan kedua lengannya seperti anjing melunjurkan kaki depannya. (Shahih Muslim No.762)
35. Menjelaskan suatu hal yang berhubungan dengan cara salat
·         Hadis riwayat Abdullah bin Malik bin Buhainah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. merenggangkan kedua tangannya ketika salat hingga tampak putihnya ketiak beliau. (Shahih Muslim No.764)
36. Pembatas orang yang salat
·         Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., jika keluar untuk salat hari raya, beliau minta dibawakan tombak pendek yang kemudian beliau letakkan di depannya. Lalu beliau salat menghadap tombak itu dan para sahabat berada di belakang beliau. Beliau melakukannya saat sedang dalam perjalanan. (Karena itulah kemudian banyak para pemimpin menggunakan tongkat). (Shahih Muslim No.773)
·         Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. biasa menambatkan tunggangan beliau dan beliau salat menghadap ke arahnya. (Shahih Muslim No.775)
·         Hadis riwayat Abu Juhaifah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku menemui Nabi Shallallahu alaihi wassalam. di Mekah. Saat itu beliau berada di Abthah (nama tempat) di dalam kemah yang terbuat dari kulit samakan milik beliau. Kemudian Bilal keluar membawa air wudu beliau. Ada orang yang mendapat air itu sedikit dan ada pula yang hanya diperciki oleh lainnya. Nabi Shallallahu alaihi wassalam. keluar dengan memakai pakaian merah, nampaknya aku dapat melihat betis beliau yang putih. Beliau berwudu dan Bilal mengumandangkan azan. Aku memperhatikan mulutnya bergerak kesana kemari ke kanan dan ke kiri, ia membaca: “Hayya `alas shalah, hayya `alal falah”, (Marilah mengerjakan salat, marilah menuju kemenangan). Sebatang tombak pendek ditancapkan untuk Nabi. Beliau melangkah maju dan mengerjakan salat Zuhur (diqasar) dua rakaat. Keledai dan anjing lewat di depan beliau tanpa dicegah. Selanjutnya beliau mengerjakan salat Asar (diqasar) dua rakaat. Demikian kemudian beliau tak henti-hentinya mengerjakan salat dua rakaat hingga kembali ke Madinah. (Shahih Muslim No.777)
·         Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku datang dengan naik keledai betina. Saat itu aku hampir usia balig. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. mengimami salat para sahabat di Mina, lalu aku lewat di depan barisan, lalu aku pulang dan kubiarkan keledaiku merumput, dan aku masuk ke barisan salat. Tidak ada seorang pun yang mencela perbuatanku itu. (Shahih Muslim No.780)
37. Melarang orang lewat di depan orang yang sedang salat
·         Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Bila salah seorang di antara kalian sedang salat, janganlah ia membiarkan seorang pun lewat di depannya, dan hendaklah ia mencegahnya semampunya. Bila ia tidak peduli, perangilah karena sesungguhnya ia adalah setan. (Shahih Muslim No.782)
·         Hadis riwayat Abu Juhaim Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Seandainya orang yang lewat di depan tempat salat itu mengetahui betapa besar dosanya, pasti ia berdiri selama lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang sedang salat Abu Nadher berkata: Aku tidak tahu, apakah ia mengatakan hari atau bulan atau tahun. (Shahih Muslim No.785)
38. Orang yang salat sebaiknya mendekatkan pembatas
·         Hadis riwayat Sahal bin Saad As-Saidi Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Jarak tempat salat Nabi Shallallahu alaihi wassalam. dan dinding seukuran jalan lewat kambing. (Shahih Muslim No.786)
·         Hadis riwayat Salamah bin Akwa` Radhiyallahu’anhu:
Bahwa ia memilih tempat mushaf lalu mengerjakan salat di sana. Ia bercerita bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. selalu memilih tempat tersebut. Jarak antara mimbar dan kiblat kira-kira cukup untuk lewat kambing. (Shahih Muslim No.787)
39. Melintang di depan orang salat
·         Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. pernah salat di tengah malam, sedangkan aku tidur melintang di antara beliau dan kiblat seperti melintangnya jenazah. (Shahih Muslim No.791)
·         Hadis riwayat Maimunah Radhiyallahu’anhu, istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam. ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. pernah salat dan aku (berada) dekat beliau dalam keadaan haid. Kadang-kadang pakaian beliau mengenai tubuhku saat sujud. (Shahih Muslim No.797)
40. Salat dengan selembar pakaian dan cara pemakaiannya
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. tentang salat dengan selembar pakaian. Beliau menjawab: Bukankah tiap engkau punya dua lembar pakaian. (Shahih Muslim No.799)
·         Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Janganlah seorang dari kalian mengerjakan salat dengan memakai selembar pakaian yang tidak sedikit pun menutupi kedua pundaknya. (Shahih Muslim No.801)
·         Hadis riwayat Umar bin Abu Salamah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku melihat Rasulullah salat di rumah Ummu Salamah dengan satu lembar pakaian untuk menutupi seluruh tubuhnya (seperti selimut), kedua ujungnya diletakkan di atas pundak beliau. (Shahih Muslim No.802)
·         Hadis riwayat Jabir Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. salat dengan berselimutkan selembar pakaian di tubuh beliau. (Shahih Muslim No.805)
 Sumber: Kumpulan Hadits Shahih Muslim