Afwan

Blog Sedang Dalam Renovasi Karena Pernah Terjadi Kesalahan,, Sekarang Sedang Di Perbaiki,, Maaf Jika Sedikit Berantakan ^^

Makasih,,,

Nb : sulaiman

Assalamu'alaikum Wa'rohmatillohi Wa'barokatuh

kami tidak memakasa orang kafir untuk masuk islam

(Qs. [2] Al-baqarah : 256)

1
لاَإِكْرَاهَفِيالدِّينِقَدتَّبَيَّنَالرُّشْدُمِنَالْغَيِّفَمَنْيَكْفُرْبِالطَّاغُوتِوَيُؤْمِنبِاللّهِفَقَدِاسْتَمْسَكَبِالْعُرْوَةِالْوُثْقَىَلاَانفِصَامَلَهَاوَاللّهُسَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. 2:256)


~ Perkumpulan Mujahid Muda Islam ~

Rabu, 13 Oktober 2010

Syubhat tentang: Zaman kita bukan zaman mereka!

Syubhat tentang: Zaman kita bukan zaman mereka!

  1. Kenapa perang? Sepaya kita merealisasikan perintah Alloh untuk meng irhab musuh dan bersikap keras kepada mereka, lalu hilanglah kehinaan yang menimpa kita, dan kemuliaan kembali lagi kepada kita dan kita disegani oleh musuh-musuh kita, lalu kita hidup dengan kehidupan yang layak, lalu sirnaklah kerusakan yang terjadi karena meninggalkan jihad, maka jihad adalah jalan satu-satunya untuk meraih kekuasaan dan berikut ini dalilnya:
Bukankah Robb kita telah memerintahkan nabi kita Shallahu ‘alaihi wa Sallam :
يا أيها النبي جاهد الكفار والمنافقين …واغلُظ عليهم
“Wahai Nabi, berjihadlah kamu melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafiq … dan bersikap keraslah kepada mereka.”?
Bukankah Alloh Subhanahu wa ta’ala telah mengatakan kepada orang-orang yang beriman:
ولْيَجدوا فيكم غِلظة
“Dan hendaknya mereka mendapatkan kekerasan pada kalian.”
وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة ومن رباط الخيل تُرْهِبون به عدو الله وعدوكم
“Dan persiapkanlah semampu kalian dari kekuatan dan kuda yang ditambatkan yang kalian dengan akan meng irhab musuh Alloh dan musuh kalian.” ?
Bukankah Alloh menyebutkan para sahabat yang mulia dengan sebutan:
أشداءُ على الكفار
“Keras terhadap orang-orang kafir.”?!
Lalu manakah sikap keras kalian ? mana ?…. dalam tulisan-tulisan kalian, pelajaran kalian, sya’ir-sya’ir kalian, cerita-cerita kalian, forum-forum kalian dan semua I’dad kalian yang damai dan maz’uum (merupakan angan-angan)?!
Ataukah kalian memang benar-benar menyangka bahwa yang kalian perbuat itu merupakan salah satu bentuk dari bentuk-bentuk kekerasan dan irhaab terhadap musuh?! Manakah sikap kalian yang membikin marah orang-orang kafir dan manakah irhaab kalian terhadap musuh ?! Sesungguhnya kekerasan itu yang hakiki itu tidak akan terwujud kecuali dengan senapan ! dan apakah kalian benar-benar yakin bahwa musuh itu ter irhaab dengan buku yang kalian edarkan, yang kalian siarkan dan yang kalian bikin gaduh — ‘afwan : Kalian berjihad — dengan metode baru? Akan tetapi dia takut jika mendengar seorang muslim mengangkat senjata walupun sebilah pisau, bagaimana tidak? Sedangkan pedang itu pesannya lebih benar dari pada buku!
Dan manakah yang lebih besar kesannya pada hati musuh: antara seorang pemuda yang mengkoordinir amaliyah peledakan terhadap orang-orang Yahudi misalkan lalu ia berhasil melakukannya akan tetapi mereka menangkapnya dan membunuhnya atau seorang pemuda yang masuk “fakultas tehnik bangunan” dan dia selalu peringkat perama pada semua jenjang perkuliyahan? Dan apa manfaatnya “bangunan” dalam perang? Berapa banyak yang kita harapkan dari orang-orang ringking itu supaya manusia mau menerima manfaat Islam dan kejujuran para multazimin sehingga mnusia itu mau bergabung dengan mereka melawan pemerintah mereka yang menyeleweng? Apakah semua multazimin itu memiliki kecakapan untuk meraih kesuksesan seperti dia? Dan apakah waktu yang dihabiskan itu seimbang dengan kesuksesan yang dia raih yang tidak lebih — sebagaimana yang kami lihat — kalimat-kalimat pujian dan sanjungan, sampai apabila pemuda itu menunjukkan pemikiran Islamiy nya tentang prinsip saja [menolak pemisahan dien dan negara, hijab bagi wanita, menolak perdamaian abadi dengan Yahudi, ..] kamu akan melihat pujian mereka itu akan berubah menjadi cercaan? Maka apa artinya motifasi — secara tidak langsung — untk belajar ilmu yang tidak bermanfaat sama sekali di medan perang [ seperti sejarah partai yang berkuasa dan hasil-hasil produksinya, nama-nama ahli kimia di dunia dan …] kemudian “mujahid kita” (!) lulus dengan segudang ilmu akan tetapi sampai sekarang dia tidak tahu bagaimana membuat bom yang dapat meng irhaab musuh dari bahan-bahan kimia yang berada di hadapannya!! Maka I’daad semacam apa ini wahai orang-orang yang berakal ?? !! kemudian mereka terus tetap mengatakan bahwa fakultas-fakultas itu akan membantu dalam pembebasan Palestina !!!! Walloohul Musta’aan (kepada Alloh kita memohon pertolongan).
Dan sifat Rosul kita adalah Adh-Dhohuuku Al-Qottaalu dan bukanlah yang dimaksud dengan Adh-Dhohuuk (suka tertawa) adalah orang yang suka pesta, cerita, riwayat, percetakan, pusat apa untuk kerjasama, organisasi studi ilmu Islam apa, sesungguhnya beliau itu adalah Qottaal (pembunuh) …Qottaal ya, Qottaal, dan dalam kitab siroh Al-Bidayah Wan Nihayah III/46 sesungguhya beliau mengatakan kepada orang-orang Quraisy — dan ini sebelum beliau diperintahkan untuk berperang —:

جئتكم بالذَّبح

“Aku datang kepada kalian untuk menyembelih.”
Dan beliau tidak mengatakan untuk berdiskusi! Memang disampaikan dakwah dahulu sebelum memulai perang, akan tetapi tidak boleh bagi seorang muslim untuk menihilkan perang sehingga Islam menjadi tidak mempunyai puncak; akan tetapi seorang muslim itu adalah orang yang pertama kali melaksanakan ayat irhaab, dan sungguh beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam  telah bersabda:
نُصِرْتُ بالرُّعب مسيرة شهر
“Saya diberikan kemenangan lantaran musuh gentar dalam jarak satu bulan perjalanan …”  Hadist Shohih
Maka apakah I’daad kalian menggentarkan musuh?
Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda di atas mimbar:
وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة، ألا إن القوة الرميُ ألا إن القوة الرمي، ألا إن القوة الرمي
“Dan persiapkanlah semampu kalian dari kekuatan, ingatlah sesungguhnya kekuatan itu ar-romyu (memanah, menembak) , ingatlah sesungguhnya kekuatan itu ar-romyu (memanah, menembak) , ingatlah sesungguhnya kekuatan itu ar-romyu (memanah, menembak).” Muslim dan Abu Dawud.
Dan dalam riwayat Al-Bazzaar:
عليكم بالرمي فإنه خيرُ أو مِنْ خيرِ لهوِكم
“Kalian harus me royu sesungguhnya ia sebaik-baik, atau dari sebaik-baik sendau gurau kalian.”
Dan dalam Ausath Ath-Thobrooniy:
فإنه من خير لَعِبِكم
“…sesungguhnya ia dari sebaik-baik permainan kalian.”
Dan isnaad keduanya jayyid qowiy (bagus lagi kuat).
Maka manakah kekuatan dalam I’daad kalian yang semu yang tidak menakutkan musuh?
Dan beliau Shallallhu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
بُعِثْتُ بالسيف بين يدي الساعة حتى يُعبد الله وحده لا شريك له، وجُعل رزقي تحت ظل رمحي، وجُعل الذل والصَّغار على من خالف أمري، ومن تَشبّه بقوم فهو منهم
“Aku diutus dengan pedang menjelang hari qiyamat sehingga Alloh diibadahi sendirian dan tidak ada sekutu bagiNya, dan dijadikan rizkiku di bawah naungan tombakku, dan dijadikan kehinaan bagi orang yang menyelisihi perintahku, dan barang siapa yang menyerupai sebuah kaum maka dia dari golongan mereka…” Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Shohih.
Dan beliau tidak mengatakan “aku diutus dengan diskusi, ‘aulamah dan minta belas kasihan kepada PBB?
Bukankah dokter umat ini Shallahu ‘alaihi wa Sallam  telah menentukan penyakitnya dan menjelaskan obatnya kepada kita ? bukankah beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam  telah menjelaskan apa yang menyebabkabkan kita menjadi seperti buih, dan yang menjadi penyebab-penyebab al-wahnu (lemah) yang menimpa umat ini dan menjadikan tidak di segani:
حبُّ الدنيا وكراهيتكم القتال
“Cinta dunia dan tidak suka dengan perang.” Hadits shohih, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ahmad.
Dan bukan tidak suka sekolah atau sukses dalam ujian atau mendapat nilai “mumtaaz” (cumlaude) dalam kuliah, lalu kenapa kita tidak mengambil obat ini dan kembali untuk berperang?! Kenapa kita memejamkan mata kita dan menutup kelopak mata kita dari penyakit yang pertama: meninggalkan perang?! Sesungguhnya dokter kita ini tidak mengatakan (penyakitnya adalah) krisis tarbiyah atau ekonomi atau masyarakat atau media massa! Atau karena tidak unggul di universitas-universitas atau karena meninggalkan komputer! Atau karena minimnya arsitek bangunan!
إني لأفتح عيني حين أفتحها    على كثير ولكن لا أرى أحداً!!
Sesungguhnya saya membuka mataku untuk melihat banyak orang akan tetapi ketika aku buka aku tidak melihat seorangpun !!!
إذا تبايعتم بالعِينة وأخذتم أذناب البقر، ورضيتم بالزرع، وتركتم الجهاد سلّط الله عليكم ذلاً لا يَنْزِعُه حتى ترجعوا إلى دينكم
“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara al-‘ienah, mengikuti ekor-ekor sapi, rela dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad Alloh pasti menimpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan di angkat dari kalian sampai kalian kembali kepada dien kalian.” Abu Dawud dengan isnaad hasan dan Syaikh Syakir mengatakan; shohih.
Dan dalam riwayat yang lain:
إذا ضنَّ الناس بالدينار والدرهم … أنزل الله بهم بلاء…
Jika menusia telah pelit dengan dinar dan dirham … Alloh pasti turunkan kepada mereka bala’ (bencana) …” Ad-Daarimiy dan Al-Baihaqi dan ini hadits shohih.
Maka kehinaan itu disebabkan karena kesibukan mereka dengan harta, perekonomian dan meninggalkan qitaal, lalu bagaimana kamu mengerjakan dan mengutamakan I’daad iqtishoodiy dari pada I’daad qitaaliy? Sesungguhnya yang adil itu adalh kamu mengambil harta yang cukup untuk berperang kemudian kamu berangkat, dan senjata di pasar-pasar gelap ada maka manakah I’daad askariy itu ? manakah tadriib dan tamriin itu wahai para mujahid !?
ولو أرادوا الخروج لأعدوا له عُدّة
“Dan seandainya mereka mau keluar (untuk berperang) pasti mereka mempersiapkannya persiapan-persiapannya.”
Maka dalam peperangan kita membutuhkan kemampuan harta untuk membeli senjata, dan kemampuan manusia yang digunakan untuk berperang, maka semua yang dapat merealisasikan keduanya dengan cepat itulah I’daad qitaaliy, kalau tidak maka kita telah mengkaburkan maksud I’daad agar mencakup sya’ir – sya’ir, cerita-cerita kepahlawanan dan riwayat-riwayat …, ini adalah tipu daya syetan, padahal apabila musuh menyerah sebuah negeri Islam yang lemah secara media massa maka wajib — berdasarkan kesepakatan orang-orang yang berakal dan orang-orang gila — untuk keluar berperang dengan senjata [RPG] bukan dengan membaca sya’ir, menghamburkan pembicaraan dan menyusun cerita, maka jika tidak mampu penduduk negeri tersebutkewajibannya berpindah ke I’daad untuk mengeluarkan musuh — dengan tank dan …— bukan I’daad untuk mengeluarkan jaringan propaganda yang luas atau menyiarkan suara kaum muslimin atau untuk membantah syubhat-syubhat orang-orang orientalis atau untuk menulis majalah atau menyebarkan kaset, memang benar sesungguhnya kita tidak akan keluar untuk memerangi mereka dengan pedang dan golok akan tetapi kita juga — secara pasti — tidak akan keluar memerangi mereka dengan menyiarkan suara kaum muslimin atau dengan perekonomian yang besar atau dengan doctor sosiolog yang mahir atau seorang arsitektur yang cerdas … apakah mereka semua bermanfaat di hadapan roket dan RPG …?
Maka kehinaan kita yang pertama adalah karena meninggalkan jihad bukan karena kita meninggalkan perekonomian atau politik atau I’laam (media massa) atau teknologi meskipun ketertinggalan kita dalam hal ini merupakan musibah!dan berbicaralah tentang lautan tidak apa-apa, dan kita berlindung kepada Alloh dari mengatakan kita tidak membutuhkan I’laam atau kita tidak membutuhkan orang-orang yang unggul di universitas akan tetapi kebutuhan kita untuk berperang lebih besar lagi! Sama persis dengan orang yang tenggelam dan tidak makan selama dua pekan, apakah kamu akan memberikannya makanan atau kamu selamatkan dia dari tenggelam?! Sedangkan dia lapar dan hampir mati karena lapar; dan barangsiapa yang digigit nyamuk atau disengat kalajengking apakah dia membunuh nyamuk dan membiarkan kala jengking?! Ya, kalau bisa kita tolak keduanya itu lebih baik!! Dan kalau tidak kita lebih dahulukan yang lebih penting!
Kalian jawab: Apakah krisis ekonomi kita akan dapat diatasi dengan riba, suap dan pencurian, apakah akan dapat diatasi dengan mengarang buku atau belajar perekonomian atau dengan kekuatan yang menggentarkan mereka …? Maka yang mana?
Jika kita tanya orang-orang yang melemahkan (semangat jihad): berapa banyak ekonom yang kita butuhkan supaya umat kita dapat menarik nafas panjang?! Sesungguhnya jumlah itu tidak ada akhirnya?! Dan syetan akan terus menyelewengkan dari masa ke masa, maka setiap kali umat itu mengumpulkan harta dia mengatakan: Ini tidak cukup untuk perang, maka dia terus mengumpulkannya untuk membeli senjata; dan begitulah umumur itu habis.
Inilah Rosul kita Shallallahu ‘alaihi wa Sallam — dan beliau bagi kita adalah uswah yang baik — ketika jihad itu wajib beliau keluar meskipun dalam keadaan susah dan lemah perekonomiannya, beliau keluar bersama para sahabatnya, samapai perang itu disebut dengan “ghozwatu al-‘usroh” (peperangan yang sulit / perang Tabuk), padahal semua perkiraan pilitik dan militer — pada waktu itu !!— menunjukkan bahwa daulah Islam akan berakhir, akan tetapi Rosul kita yang bijaksana yang memiliki pengalaman dan kebijaksanaan yang tidak ada seorangpun yang berani mengatakan beliau itu ngawur, beliau tidak duduk mempersiapkan ekonomi atau I’laam (media) dan …., akan tetapi beliau mengambil persiapan yang beliau mampu dan berangkat, lain dengan orang-orang yang pendusta pada zaman kita !! yang akan terus mempersiapkan — pengakuan mereka — sampai mereka masuk kuburan! Aduhai seandainya mereka benar-benar mempersiapkan ! dan apakah orang yang benar-benar mempersiapkan (untuk perang) memenuhi rumahnya dengan perabotan yang mewah! Semoga Alloh merahmati para sahabat Rosul kita Shallallahu’alaihi wa Sallam pada ghozwatu al-‘usroh ketika mereka menyiapkan dengan sebenar-benarnya sebelum perang! Dan mereka mengorbankan an-nafsu (jiwa raga) dan harta yang mahal.
Bahkan sesungguhnya rizki Rosul kita Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan umatnya dijadikan dibawah naungan tombaknya, maka bukan perekonomian yang kuat sebagai syarat keberhasilan pertempuran dan jika tidak kita akan terjerumus ke dalam “masalah peran” : kamu selamanya tidak akan berperang sampai umat mempunyai harta [dengan segala macamnya] dan Rosul kita r menyebutkan bahwa kita akan memiliki harta dengan perang, maka kapan kita akan berperang?.
Dan siapakah yang mengatakan I’daad iqtishoodiy tidak bisa bersama dengan I’daad ‘askariy?!!! Dan apakah kamu akan meninggalkan sholat karena tidak mampu shoum?! Apakah kamu akan meninggalkan perang karena lemahnya I’laam?
Dan siapakah yang mengatakan bahwa perang itu tidak mungkin dilakukan tanpa I’daad ilaamiy dan iitishoodiy!? Bukankah perang melawan komunis di Afghanistan dimulai dengan 30 orang, dan sebelumnya kita di Hunain sangat banyak jumlah kita akan tetapi malah kekalahan yang kita dapatkan! Maka apa yang menghalangimu untuk berperang dan berusaha — dengan apa yang Alloh mudahkan untukmu — menyiarkan hak kamu?!
Apakah kita tidak malu memberikan semangat orang untuk bertani dengan alasan bangkit dibidang ekonomi supaya kita mampu berperang padahal Rosul kita Shallallhu ‘alaihi wa Sallam orang yang berpengalaman, terjaga dari kesalahan, bijaksana dan seimbang beliau mengatakan ketika beliau melihat alat pembajak Shallallahu ‘alaihi wa Sallamah berada di depan pintu seorang anshor:
لا يَدخل هذا بيتَ قوم إلا أدخله الله الذل
“Alat ini tidak memasuki rumah suatu kaum kecuali pasti Alloh memasukkan kedalamnya kehinaan.” Al-Bukhoriy
Perhatikan ! ketika beliau melihatnya beliau mengatakan seperti itu, padahal jihad ketika itu fardlu kifayah, dan kifayah ketika itu tercukupi, namun demikian beliau mengingatkan ! dan para ulama’ mengatakan: Sesungguhnya menyibukkan diri dengan pertanian ketika jihad itu fardlu ‘ain adalah penyebab kehinaan, padahal menurut istilah para mujaddid (pembaharu) pada zaman kita ini orang yang bekerja dalam pertanian itu mujahid — model baru — jika dia berniat I’daad, meskipun Robb kita telah memperingatkan kepada anshoor yang meninggalkan jihad dan menyibukkan diri dengan pertanian dengan firmannya:
ولا تُلقوا بأيديكم إلى التَّهْلُكَة وأحسنوا عن الله يحب المحسنين
“Dan janganlah kalian campakkan tangan kalian ke dalam kehancuran dan berbuatlah ihsan sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berbuat ihsan.”
Dan kajilah kitab-kitab tafsir untuk meluruskan pemahaman ayat ini yang mengingatkan dan mengancam.
Dan bukankah generasi pertama yang tidak beralaskan kaki dan telanjang itu orang-orang yang kemajuannya tinggi — dengan arti modern —?! Sesungguhnya mereka dalam padangan orang-orang yang maju pada hari itu — Persia — adalah orang-orang gembel lagi bodoh yang keluar seperti binatang buas untuk mencari sesuap kehidupan, akan tetapi lantaran mereka berpegang dengan perintah Rosul r mereka untuk berperang dan berjihad mereka berjalan meskipun mereka kehilangan kemajuan menurut pandangan orang-orang pada zaman mereka, maka kemajuan itu bukanlah hiasan-hiasan, orang-orang umawiyyun (Bani Umayah) yang menyeleweng — secara umum — dari petunjuk salaf yang sholih, papakah kita akan padang mereka lantaran mereka sangat maju — sesuai dengan pemahaman modern — apakah kita akan memandang mereka lebih baik dari pada para pendahulunya? Dan apakah Al-Ma’mun yang seorang mu’tazilah itu lantaran kemajuannya dan keemasannya — sebagaimana yang disebutkan dalam buku-buku sejarah di sekolahan-sekolahan — apakah Ma’mun yang menyiksa pada ulama’ sunnah lantaran pemikirannya yang sesat itu lebih baik dari pada para pendahulunya? Dan apakah fathimiyyuun setelah mereka yang sangat maju di sisi keindahan dan seni Islam — sebagaimana istilah mereka— bukankah mereka itu orang-orang zindiq yang keluar dari Dienul Islam!!  Begitulah mereka menurutpara ulama’ Islam yang ahli sejarah seperti Adz-Dzahabiy, Ibnu Katsir, Ibnu Hajar, As-Sakhoowiy dan orang yang mengikuti mereka dengan baik dari kalangan ulamaa’us sunnah.
Bukankah al-hunuudu al-humru (orang-orang India yang merah-pent.) bangsa yang maju? Lalu bagaimana dia ketika menghadapi serangan-serangan Portugis dan Sepanyol? Bukankah orang-orang India bangsa yang maju, lalu apa manfaat kemajuannya dalam menghadapi Inggris ? kalau logika kekuatan menguasai maka akan bisu kekuatan logika, dan apabila hadoorotul quwwah (kemajuan kekuatan) tinggi maka akan musnah quwwatul hadlooroh (kekuatan kemajuan) ? dan apakah yang akan membebaskan negeri itu 50 orang dokter atau 50 orangaskariy ?!
Dan jika kalian jujur apakah kalian telah memberi motifasi kepada generasi baru untuk belajar Khoth Arab dengan segala bentuk seninya karena itu termasuk keindahan dan:
“Sesungguhnya Alloh itu indah mencintai keindahan.”
Ataukah kalian kalian arahkan mereka -dengan kuat – ke semua arah yang membantu permasalah kekuatan yang menendang orang-orang yang menyerang dari luar daerah? Sendainya mereka jujur mereka pasti mengkonsentrasikan semua bidang kedokteran untuk hal-hal yang bermanfaat bagi mujahidin seperti luka yang besardan … bukan persalinan dan KB!
Dan saya lontarkan pertanyaan kepada para penyembah kemajuan: Jika musuh menyerang daerahmu, apakah kamu akan keluar untuk memeranginya dengan kemampuan yang kamu miliki atau kamu lari untuk memnyiapkan kemajuan dan menyelesaikan sekolahmu? Dan adakah dalam Islam itu fanatisme daerah? Sesungguhnya negara Islam itu satu ! dan apakah akan kita katakan kepada athfaalu al-hijaaroh (anak-anak Palestina yang berperang dengan batu): Keluarlah kalian dan belajarlah perekonomian dan sosioligi karena peperangan kita adalah perang peradaban bukan perang senjata?!!
Dan seandainya Jepang melanggar perbatasannya, apa yang akan dia alami? ! meskipun kemajuannya yang pesat dan perekonomiannya yang tinggi, maka apa yang akan dia dapatkan jika dia sampai sekarang mengikuti yang lain?
Bahkan keadaan kita sebagaimana keadaan pendahulu-pendahulu kita sejak runtuhnya Andalusia yaitu jihaad qitaaliy hukumnya wajib terlebih lagi jihad-jihad yang lainnya, dan telah berlalu perkataan Syaikh Wahbiy Sulaiman Ghowijiy, dan beliau adalh seorang ulama’ mu’ashiriin dan dihadapan kalian ada dalil-dalil dan factor-faktor hukum, akan tetapi mereka itulah yang sebagai mana dikatakan : setiap zaman itu ada orang-orang bodoh yang menyelewengkan pengertian nash-nash, maka seandainya seorang muslim ahli atom yang murtad tidak akan dibunuh — mungkin— menurut mereka karena adanya perubahan kesibukan pada zaman kita dari pada zaman sahabat! Alasan mereka ini sama saja dengan alasan “zaman kita lain dengan zaman mereka”! dan hukum itu berubah sesuai perubahan zaman” dan seolah-olah Robb kita lain dengan Robb salaf yang sholih!, sungguh Maha Tinggi Alloh dari orang-orang yang menebar kebohongan dengan Setinggi-tingginya.
Apakah orang-orang yang minum bir, memakai emas dan kawin mut’ah itu punya hujjah selain: “zaman kita lain dengan zaman mereka?!”
Maka kapankah kalian berlepas diri dari al-awwaliin (para pendahulu kita)?! Dan kalau bukan karena ulama’ kita yang terdahulu dan dan tulisan-tulisan mereka kita tidak dapat memahami Al-Qur’an dan Sunnah!
Apakah sikap Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu terhadap orang-orang murtad dan terhadap pasukan Usamah Radhiyallahu ‘anhu merupakan sikap fanatik yang dibenci atau teguh pendirian?! Ketika beliau mengatakan: “Demi Alloh! Seandainya mereka tidak menunaikan kepadaku ‘inaaq (seekor kambing betina sebagai zakat ternak-pent.) dan dalam riwayat lain ‘iqool (zakat unta dan kambing-pent.) yang pernah mereka tunaikan kepada Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pasti aku perangi mereka lantaran mereka tidak menunaikannya ….” Al-Bukhoriy.
Dan ketika beliau berkata: “Demi (dzat) yang tidak ada ilaah selainNya, seandainya anjing-anjing membawa lari kaki-kaki istri-istri Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam aku tidak akan menarik kembali pasukan Usamah yang telah disiapkan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan tidak akan aku turunkan bendera yang telah ditegakkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam .” Seandainya terjadi pada kalian apa yang telah terjadi pada pada beliau maka apakah kalian akan tetap tegus sebagaimana beliau atau kah “setiap zaman itu mempunyairijaal (pelaku-pelakunya sendiri-pent)?” apakah hukum jahiliyah yang kalian kehendaki sedangkan nas-nas kalian selewengkan?!
Bukankah Islam itu: kamu serahkan ketundukanmu kepada Robbul ‘Alamiin!? Dialah yang menentukan kemaslahatan, bukan kamu, demi Alloh alangkah baiknya Roofi’ Ibnu Khojiij, seorang sahabat yang mempunyai pandangan yang tajam keteka beliau mengatakan: “…. Suatu hari datang kepada kami seorang dari pamanku lalu dia mengatakan: “Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melarang sesuatu yang bermanfaat bagi kami, dan ketaatan kepada Alloh dan RosulNya itu lebih bermanfaat bagi kami, kami dilarang muhaaqolah pada (hasil) bumi….” Al-Muhaaqolah adalah jual beli tanaman sebelum ia layak (dipanen).
Dan apakah kamu menyangka dalam keadaan yang merata di negara-negaraa Arab seperti ini kamu akan dibiarkan meskipun satu kata Islam yang menimbulkan amalan nyata, padahal berapa banyak perkataan yang terbang bersama awan!!
Dan alangkah bijaksananya sebuah kalimat -seandainya kita memahaminya- yang mengatakan: “Sesungguhnya beban-beban Qu’uud (duduk) dari jihad yang berupa kerugian dan darah itu berlipat ganda dari pada beban-beban melaksanakan jihad.” Dan sungguh benar Syaikh Abdulloh Azzam rohimahulloh.
Dan apakah kamu mendapatkan dalam kitabulloh bahwa; dokter , insinyur, da’I, orang yang sudah nikah dan mahasiswa itu tidak apa-apa (meninggalkan jihad)?!
Maka,
يا أيها الذين آمنوا ما لكم إذا قيل لكم انفروا في سبيل الله اثاقلتم إلى الأرض
“Wahai orang-orang yang beriman kenapa jika dikatakan kepada kalian keluarlah (berjihad) dijalah Alloh kalian cenderung ke bumi.”
Kemudian sesungguhnya orang yang adil yang mencermati kondisi dunia, dan persekongkolan orang-orang kafir dan antek-anteknya dari bangsa Arab yang bersekongkol (memusuhi) dienul Islam ia akan yakin — tanpa ragu-ragu — bahwa tidak ada penyelesaian tepat kecuali senapan dan tank — meskipun (kalau kita pandang) dari sisi; obat yang terakhir itu kaiy (membakar dengan api) — karena kita sudah bosan dengan perjalanan dan musyawarah, maka mustahil kekuatan logika dapat mengalahkan logika kekuatan;
ـ الـغرب مَقْبَـرَةُ العدالة كلمــا              رُفِعَت يدٌ أبـدى لـها السكينــا
Dan barat adalah kuburan keadilan, setiap kali
Ada tangan yang diangkat ia memperlihatkan pisau
الغرب يَكْفُـر بالـسلام،  وإنمـا               بسلامه الَمزعـومِ يَسْتَهْوِينـــا
Barat  mengingkari Islam, dan sesungguhnya
Hanya dengan perdamaiannya yang semu ia menghinakan kita
كُفْـرٌ وإسلام فـأنى  يلتـقــي              هـذا بـذاكَ أيُّهـا الـلاهـونـا؟
Bagaimana kafir dengan Islam bisa bertemu
Antara keduanya wahai orang-orang yang terlena?
أنا لا ألوم الغرب في  تخطيطـه               لكـن ألـوم الـمسلم المـفتونـا
Aku tidak menyayangkan rencana barat
Akan tetapi aku menyayangkan muslim yang tertipu
وألومُ أُمَّتَنا التـي رحلت  علـى               درب الـخُضُوع تـُرافق التِّنِّينـا
Dan aku menyayangkan umat kita yang telah menapaki
Jalan kehinaan yang diiringi kebusukan
يا مجلس الأمن المخيف إلى متى               تبقـى لِتُجَّــار الحـروب رهيناً؟
Wahai dewan keamanan yang menakutkan, sampai kapan
Kamu jadi taruhan para pedagang perang
وإلى متى ترضى بِسَلْبِ حُقُوقِنـا               مِـنَّا وتطلُبُــنا ولا تُـعـطيـنا؟
Sampai kapan kamu rela hak-hak kita dirampas
Dari kita, barat menuntut kita dan tidak memberikan kepada kita
يا مجلساً في جـسم عالمنـا غدا               مـرضاً خفيـاً يُشْبِهُ الطـاعونـا
Wahai dewan yang berada di dunia kita, menjadi
Penyakit yang mesterius seperti tipes yang mewabah
تشكو و خوفك من قضايانا التـي               لـم تَلْقَ فيك الـحقـوقُ أمـينـاً
Ketakutanmu mengadukan permasalahan kita yang
Tidak mendapatkan hak-hak darimu secara aman
يا سالبَ الطفلِ الأمانَ إلى  متـى               تسقيه  من بعد  الأنـيـن  أنينـاً؟
Wahai perampas keamanan anak-anak, sampai kapan
Kamu akan menimpakan kepadanya rintihan demi rintihan
وإلى متى يبقى  الهَـوَى لك سَيِّداً               وتَـظَلُّ  للظلم الرهيـبِ  قَرينـاً؟
Samapai kapan engkau mempertuan hawa nafsumu
Dan menjadi kawan bagi kedzoliman yang mencekam
يا مجـلس الأمـن انتظِرْ إسلامنا               سيُريك ميزان الهُـدى، ويـُرينـا
Wahai dewan keamanan, tunggulah Islam kami
Ia akan menampakkan kepadamu dan kepada kita semua timbangan petunjuk
إني أراك على شَفِـيـرِ نـهايـةٍ               سَتَصِيرُ تحت رُكَامِها مدفــونـا
Sesungguhnya aku melihatmu diambang kehancuran
Kamu akan terkubur di bawah reruntuhannya
إن كنتَ في شَكِّ فَسَلْ فرعون عن          غَـرَقٍ وسَلْ عن خَـسْـفِه قارونا!
Jika kamu ragu-ragu maka tanyakan kepada Fir’aun tentang
Tenggelamnya dalam lautan dan tanyakan tentang tenggelamnya Qorun dalam bumi!
ـ حُبِكت فصول المسرحـية  حَبْكـة                يَعْيـى بـها  المُتَمَرِّس  الفنَّــان
Aku dipintal dalam silsilah pertunjukan
Pemainnya yang seniman tidak cakap memainkannya
هذا يَكِرُّ وذا يَــِفـرُّ وذا بـهـذا                يستـجـير ويـبـدأ الـغـليـان
Yang ini menyerang dan lain lari, dan yang ini
Meminta perlindungan dan memulai pergulatan
حتى إذا انقشع الـدخـان مضـى                لـنا جُـرْح ٌ وحَلَّ مَحَلَّـه سَرَطان
Sehingga apabila asap itu sirna, berlalulah
Luka kita dan diganti dengan penyakit kangker
وإذا ذئـاب الغرب راعيــةٌ لنـا               وإذا جـمـيع رجـالـنا خِرفـان!
Dan apabila srigala barat menjadi pemimpin kita
Dan apabila semua rijal (kaum laki-laki) kita telah kacau pemikirannya!
وإذا بأصنامٍ أجانـبَ  قد  رَبَــتْ               وبـلادنـا ورجــالها  القُربـان
6- Sebagai perisai dari fitnah menjelang hari qiyamat:
Ketika Rosul menyebutkan fitnah yang hampir terjadi, beliau ditanya: Siapakah sebaik-baik orang ketika itu? Maka beliau menyebutkan bahwa orang yang terbaik adalah orang yang bersama dengan ternaknya dan menjauhi manusia kecuali dari kebaikan, dan…
رجل آخذ برأس فرسه يُخيف العدو ويُخيفونه
Orang yang memegang kepala kudanya ia menggentarkan musuh dan musuh menggentarkannya.” At-Tirmiidziy dan ia menghasankannya.
Hadits ini jelas bahwa yang dimaksud adalah perang dengan sesungguhnya dan bukan sekolah; dan Maha benar Robb kita yang mengatakan tentang al-mutakhollifiin (orang-orang yang tertinggal) dari jihad dengan alasan mereka takut terhadap fitnah (bencana-pent.)
ألا في الفتنة سَقَطوا وإن جهنم لَمُحيطة بالكافرين
“Ingatlah sebenarnya mereka itu terjerumus kedalam fitnah dan sesungguhnya jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang kafir.”
Maksudnya karena mereka meninggalkan jihad.
7- Karena jihad adalah dzirwatu sanamil Islam (puncak punuk Islam), dan punuknya onta adalah yang paling tinggi padanya maka tidak ada anjuran yang menyamai jihad, dan jihad adalah jalan untuk menghapus kesalahan-kesalahan, dan beramal ketika berjihad dilipat gandakan dari pada yang lainnya; dan ketika disebutkan peperangan kepada imamnya imam Ahmad bin Hambal, beliau menangis dan mengatakan: “Tidak ada suatu amalan kebaikan pun yang lebih utama dari padanya.” Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengatakan: “Tidak ada sesuatupun yang menyamai perjumpaan dengan musuh; dan terlibat langsung dalam peperangan dengan jiwa raganya merupakan amalan yang paling afdhol; dan orang-orang yang memerangi musuh itulah orang-orang yang membela Islam dan membela sesuatu yang harus dijaga padanya, maka amalan apa yang lebih utama dari padanya?!” sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Mughniy karangan Ibnu Qudamah VIII/348-349
Dan Ibnu Taimiyah berkata: “Dan begitulah para ulama’ telah bersepakat — sejauh yang saya tahu — bahwasanya tidak ada amalan tathowwu’ yang lebih afdlol dari pada jihad, maka jihad itu lebih afdlol dari pada shoum tathowwu’ dan lebih afdlol ddari pada sholat tathowwu’.” Lalu bagaimana jika jihad itu fardlu ‘ain.?!!
Dan Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan dalam kitab Fathu `l-Bariy pada awal kitab Al-Jihad: “Berkata Ibnu Daqiiq Al-‘Ied; Qiyas menunjukkan bahwa jihad itu merupakan amalan yang paling afdlol dari pada amalan-amalan yang merupakan sarana, karena jihad itu merupakan wasilah untuk menyiarkan dan menyebarkan dien dan memadamkan dan menolak kekafiran, maka keutamaan jihad sesuai dengan keutamaan amalan itu.”
Dan berikut ini tambahan keterangan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta siroh para tabi’ien:
Dari Al-Qur’an:
لا يستوي القاعدون من المؤمنين غيرُ أولي الضرر والمجاهدون في سبيل الله بأموالهم وأنفسهم، فضَّل الله المجاهدين على القاعدين درجة…
“Tidaklah sama orang-orang beriman yang qoo’iduun selain ulidh dhoror dan mujahidin fii sabiilillaah dengan harta dan jiwa raga mereka, Alloh lebih mengutamakan derajat mujahidin diatas qoo’uduun …” Surat An-Nisa’.
Maka apakah masih ada yang lebih jelas dari pada ayat ini.?
أجعلتم سقاية الحاج وعِمارة المسجد الحرام كمن آمن بالله واليوم الآخِر وجاهَدَ في سبيل الله لا يَستوون عند الله …
“Apakah kalian menjadikan memberi air minu orang haji dan memakmurkan masjidil harom itu sebagaimana orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir dan berjihad fii sabiilillaah, mereka itu tidaklah sama di sisi Alloh …” Surat At-Taubah.
Maka apakah amalanmu dinegerimu itu menyamai amalan mememberi air minum orang haji dan ..?! lalu kalau begitu  bagaimana bisa menyamai perang ?
السنة:
ـ في صحيح مسلم 1878: (يا رسول الله: ما يَعدل الجهادَ في سبيل الله؟ قال  r: لا تستطيعوه! فأعادوا عليه مرتين أو ثلاثاً، كل ذلك يقول: لا تستطيعونه، ثم قال: مَثَل المجاهد في سبيل الله كمثل الصائم القائم القانت بآيات الله، لا يَفْتُر من صلاة ولا صيام حتى يرجع المجاهد في سبيل الله).[الرواية هكذا: "لا تستطيعوه" وهي لغة]
Dari As-Sunnah:
Dalam Shohih Muslim 1878: (Para sahabat yang bertanya,”Wahai Rosululloh tunjukkan padaku sebuah amalan yang bisa menyamai jihad fii sabiilillaah !!”. Beliau menjawab,”Kalian tidak akan bisa melaksanakannya.” Maka mereka mengulanginya dua atau tiga kali, dan setiap kali belia ditanya beliau menjawab: “Kalian tidak akan bisa melaksanakannya.” Kemudian beliau bersabda:
مَثَل المجاهد في سبيل الله كمثل الصائم القائم القانت بآيات الله، لا يَفْتُر من صلاة ولا صيام حتى يرجع المجاهد في سبيل الله
“Permisalan seorang mujahid adalah sebagai mana orang yang shoum, sholat dan membaca ayat-ayat Alloh dengan khusyu’, ia tidak berhenti dari sholat dan shumnya sampai mujahid itu pulang.” Riwayatnya berbunyi begini: “Kalian tidak akan mampu melaksanakannya” dan ini adalah secara bahasa.
إن مَثَل المجاهد في سبيل الله ـ والله أعلم بمن يجاهد في سبيله ـ كمَثَل القائم الصائم الخاشع الراكع الساجد
“Sesungguhnya permisalan mujahid fii sabiilillah itu — dan Alloh Maha Mengetahui dengan orang yang berjihad di jalanNya — seperti orang yang shoum, shlolat dengan khusyu’, ruku’ dan sujud.” An-Nasaa’iy dan ini adalah hadits shohih.
ـ (إن مَثَل المجاهد في سبيل الله ـ والله أعلم بمن يجاهد في سبيله ـ كمَثَل القائم الصائم الخاشع الراكع الساجد) النَّسائي وهو صحيح، فهل تَجْرؤ أن تقولها عن نفسك يا مَن جلسْتَ في بلدك وزعمت أنك مجاهد؟! إذاً فكيف تقول عن عملك هاهنا: إنه إعداد خير من الإعداد للقتال بالسلاح…؟!
Sesungguhnya permisalan mujahid fi sabilillah –dan Allah Maha Tahu siapa yang berjihad di jalan-Nya- bagaikan seorang yang berdiri (sholat), puasa, penuh khusyu’, ruku’ dan sujud (HR Nasai, shahih)
Apakah kalian berani mengatakan amalan tersebut pada dirimu wahai kamu yang duduk di negerimu dan mengaku sebagai mujahid?!. Jadi bagaimana kamu mengatakan tentang amalmu di sini bahwa amalmu tersebut merupakan bentuk I’dad yang lebih baik daripada I’dad perang dengan  senjata?!
Pada Shahih bukhari “ Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku amal yang menandingi jihad beliau berkta : Saya tidak mendapatinya kemudian beliau berkata : Apakah kamu mampu jika seorang mujahid keluar kamu masuk mesjidmu lalu berdiri shalat tanpa berhenti sekaligus puasa tanpa berbuka ? orang itu berkata : Siapa yang dapat melakukan itu?
Mereka adalah para shahabat namun toh tidak mampu melakukan suatu amalan yang dapat menandingi jihad padahal mereka mempunyai semangat beramal yang tinggi dan keutamaan sebagai shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lantas bagaimana dengan kita?
Dalam riwayat Tirmidzi, Nasa’I serta hakim dan Hadits tersebut Hasan “ Maukah kalian kuberitahukan manusia terbaik kedudukannya? Kami menjawab : Mau Yaa Rasulullah, Beliau bersabda yaitu Seorang laki laki yang memegang kepala kudanya di jalan Allah hingga meninggal atau terbunuh……” Beliau tidak mengatakan: yang memegang kepala pena untuk mengarang, atau membantah syubhat syubhat serta untuk menjawab soal soal dalam ujian. Padahal ini adalah pada saat jihad FARDHU KIFAYAH lantas bagaimana pada saat FARDHU “AIN ?
Rasulullah ditanya : “Amal apa yang paling utama? Beliau menjawab : Iman kepada Allah dan RasulNya lalu ditanya lagi : Kemudian apa? Beliau bersabda : Jihad di jalan Allah” Bukhari 26 Muslim 93
Manusia Apa yang paling utama? Beliau bersabda : “ Seorang laki laki yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya” Muttafaqun ‘alaihi
Beliau ditanya : “ orang mukmin bagaimana yang paling sempurna imannya. Beliau bersabda : “yang berjihad dengan jiwa dan hartanya dan seseorang laki laki …” muttafaqun’alaihi
Pada Bukhari, Aisyah Radhiallahu ‘anha bertanya : Yaa Rasulullah kami memandang jihad sebagai amalan paling utama, tidakkah kami berjihad?  …
Pada Bukhari dan Muslim “ Seorang laki laki mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam seraya bertanya : “Manusia apa yang paling utama? Beliau bersabda :”Mukmin yang berjihad dengan jiwa dan hartanya diujalan Allah, Orang itu bertanya kemudian siapa? …
Pada Tirmidzi, Hakim dan Baihaqy bahwa beberapa orang Shahabat Rasulullah Shllallahu ‘alaihi wa Sallam duduk seraya berkata : “ Seandainya kita mengetahui amal apa yang paling Allah cintai mestilah kita lakukan maka Allah Azza wa Jallaa menurunkan ayat :
“Sesungguhnya Allah mencintai orang – orang yang berperang di jalanNya dengan berbaris bagaikan bangunan yang kokoh (QS Shaff). Hadits ini Shahih
Ketika beberapa orang berselisih tentang amalan apa yang paling utama : memberi minum orang Haji atau memakmurkan masjidil haram ataukah jihad dijalan Allah, Maka turunlah firman Allah ta’ala :
Apakah memberi minum orang haji dan memakmurkan masjidil haram itu kalian jadikan sama dengan oraang yang beriman kepada Allah dan hari akhir serta berjihad di jalan Allah. Mereka tidaklah sama di sisi Allah dan Allah tidak menunjuki kaum yang dhalim (QS at taubah : 21) ” diriwayatkan oleh Muslim no 1879. Apakah amalmu di sini menandingi amal memakmurkan masjidil haram ?
Ketika Seorang laki laki datang di Shaf shalat seraya berdoa : “Yaa Allah berikanlah kepadaku seutama utama karunai yang engakau berikan kepada hamba hambamu yang shaleh” maka Nabi bertanya siapakah yang berbicara tadi? . . . kalau begitu kudamu akan dilukai dan kamu akan terbunuh sebagai syahid di jalan Allah . . . Riwayat Bazzar dan rijal(sanad)nya tsiqoh. Nabi tidak bersabda:  “ Jadi engkau akan meraih rangking pertama atau engkau akan dibolehkan menulis suatu makalah di Koran pemerintah !
Bukankan Rasul kita bersabda : “ Berdirinya seseorang di  barisan untuk berperang lebih baik dari pada berdiri (sholat) selama 60 tahun”. HR Ahmad, tirmidzi, Hakim dan Hadits Shahih. Apakah engkau memandang bahwa keberadaanmu disini di negerimu untuk study materi ujian itu lebih baik dari pada berdiri shalat selama 60 tahun? Dalam riwayat Hakim disebutkan: “ibadah” gantinya” berdiri”, hadits tersebut shahih
Ketika seorang shahabat meminta pendapat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menetap disuatu tempat untuk beribadah kepada Allah dan menyingkir dari manusia maka beliau Asshoodiqul Masduq menyarankannya:”jangan kau lakukan. Sungguh berdirinya seorang kalian dijalan Allah lebih utama dari shalatnya di rumahnya selama 70 tahun. . . Riwayat Tirmidzi dan Hakim. Hadits hasan.
“ Demi yang jiwa Muhammad berada ditanganNya, Tidaklah wajah pucat, tidak pula kaki berdebu karena amalan yang dilakukan untuk mencari derajat akhirat setelah shalat fardhu sebagaimana halnya  jihad di jalan Allah. Tidak pula berat timbangan seorang hamba sebagaimana halnya hewan yang diinfaqkan dijalan Allah atau yang dijadikan tunggangan(angkutan) di jalan Allah”. Hadits Hasan Riwayat Ahmad. Lantas bagaimana halnya sedang jihad pada hari ini adalah fardu ‘ain menurut kesepakatan para fuqaha?
“ Seandainya engkau infaqkan seluruh apa yang ada dibumi niscaya engkau tidak akan dapat mencapai pahala Ghodwah (berangkat pagi pagi untuk berperang) mereka! Diriwayatkan oleh Ahmad. Hadits ini Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lontarkan kepada seorang shahabat lantaran ketinggalan berangkat dari Regu Patroli (Sariyah) demi menghadiri khotbah Jum’at Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Shahabat tersebut berkata: saya sengaja ketinggalan supaya dapat shalat Jum’at bersama Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam kemudian saya akan menyusul mereka”. Dalam riwayat Ahmad juga, Shahabat tersebut berkata: “ Saya sengaja ketinggalan supaya dapat shalat bersama Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam kemudian menyalami Beliau dan mengucapkan perpisahan kepada Beliau sehingga Beliau mendoakan saya dengan do’a yang akan menjadi keutamaan di hari kiamat . . .” Maka Beliau Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda kepadanya :” Tahukah kamu berapa pahala yang lebih dahulu diperoleh rekan rekanmu? . . . “Demi yang jiwaku berada ditanganNya Sungguh mereka telah lebih dulu mendahuluimu dalam keutamaan sejauh antara ujung Barat dan Ujung Timur !!! Rijal (sanad)nya Tsiqoh hanya seorang saja yang diperselisihkan. Sedang ia menurut Ibnul Mubarak termasuk Mursal Hasan
Apakah kalian hendak meninggalkan amal kalian demi untuk melihat Rasul kalian – jika beliau Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam hidup di tengah kita – ataukah tidak? Jika jawabannya : Ya, berarti amal kalian di sini di bawah tingkatan PERANG sebab berangkat keluar   bersama regu patroli (sariyah)  itu lebih penting dari pada sekedar melihat Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Bahkan kalian ini – sebagaimana yang tampak – seandainya ada kontrak kerja yang menggiurkan disebuah Negara teluk pastilah akan kalian tinggalkan I’dad kalian yang SEMU itu dan pandangan kalian akan tertuju pada harta. Lantas dimana JIHAD yang kalian ANGGAP itu ?!!!!
Bunyi hadits yang Sharih (gamblang)  : “Maukah kamu ku (Rasul) beritahukan pokok seluruh urusan, tiangnya dan puncak tertingginya? . . . Beliau bersabda : “ Pokok urusan adalah Islam , Tiangnya adalah Shalat dan Puncak tertingginya adalah JIHAD” . Hadits hasan Shahih.Maksud jihad di sini apakah maknanya PERANG  ataukah jihad dengan membagi bagi kaset, mengikuti berita terakhir, menanti nanti ceramah dan makalah? Dan Punuk sesuatu ada yang paling tinggi lantas bagaimana anda menganggap bahwa sesuatu selain jihad itu sebagai puncak sekarang ini?!!  Dalam sebuah hadits yang lafalnya lemah pada Thabrani: “Puncak tertinggi Islam adalah Jihad tidak dicapai melainkan mereka yang paling utama”
“Orang yang gugur ada tiga yaitu : Seorang laki laki mukmin yang berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah hingga ketika ia menjumpai musuh ia perangi mereka hingga terbunuh maka itulah syahid yang Mumtahan berada di jannah Allah di bawah Arsy, tidaklah para  Nabi  mengunggulinya melainkan dengan derajat kenabian saja. Dan (kedua)  Seorang yang mengkhawatirkan dirinya dari dosa dan kesalahan dia berjihad dengan jiwa dan hartanya di Jalan Allah hingga saat menjumpai musuh ia perangi hingga terbunuh. Syahidnya Mumashmishahmenggugurkan dosa dosa dan kesalahannya. Sesungguhnya pedang itu penghapus dosa. Ia dimasukkan dari pintu pintu jannah manasaja yang ia suka. Sesungguhnya Jannah itu mempunyai 8 pintu sedangkan Jahannam mempunyai 7 pintu. Satu pintu lebih utama dari pada sebagian yang lain. Dan . . . “ Riwayat Ahmad dengan sanad Jayyid.  Mumtahan maksudnya adalah benar benar lapang dada sedang Mumashmishah maksudnya yang menghapuskan.
Apakah engkau berani mendakwakan bahwa amalmu dapat menghapuskan dosa??!! Lantas bagaimana anda berani lancang menegaskan bahwa amalmu disini yang berupa study atau niaga . . . itu lebih afdhal daripada perang dengan senjata?
Cukuplah bagimu bahwa pahala mujahid disana itu dilipatgandakan sampai dalam hal tertawanya dan perbuatan-perbuatannya yang mubah. Bahkan tidurnya mujahid itu lebih utama daripada shalat malamnya orang yang selain Mujahid dan puasanya disiang hari. Dan orang yang berbuka tidak puasa dijalan Allah itu seperti orang yang berpuasa diluar kondisi jihad. Demikianlah yang dikatakan oleh Abu Hurairah sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Mubarak  dalam kitabul Jihad Juz I/95.
Dalam Hadits :” Perang itu ada dua macam; adapun orang yang (berjihad) mencari wajah Allah, mentaati komandan, membelanjakan harta berharga, mempermudah terhadap kawan dan menjauhi kerusakan maka tidur dan terjaganya berpahala semuanya. . . . Riwayat Abu Daud dan Nasa’I. Hadits Shahih. Lantas apakah tidur dan terjagamu disini berpahala semua??!! Apakah anda dapat menyatakannya kepada Mahasiswa Ekonomi atau Pertanian atau . . . Kenapa kalian ini?? Bagaimana kalian berpikir ???

0 komentar:

Posting Komentar