Afwan

Blog Sedang Dalam Renovasi Karena Pernah Terjadi Kesalahan,, Sekarang Sedang Di Perbaiki,, Maaf Jika Sedikit Berantakan ^^

Makasih,,,

Nb : sulaiman

Assalamu'alaikum Wa'rohmatillohi Wa'barokatuh

kami tidak memakasa orang kafir untuk masuk islam

(Qs. [2] Al-baqarah : 256)

1
لاَإِكْرَاهَفِيالدِّينِقَدتَّبَيَّنَالرُّشْدُمِنَالْغَيِّفَمَنْيَكْفُرْبِالطَّاغُوتِوَيُؤْمِنبِاللّهِفَقَدِاسْتَمْسَكَبِالْعُرْوَةِالْوُثْقَىَلاَانفِصَامَلَهَاوَاللّهُسَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. 2:256)


~ Perkumpulan Mujahid Muda Islam ~
Tampilkan postingan dengan label Aqidah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aqidah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Juni 2011

Syarah Aqidah Al-Wasithiyah (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)

0 komentar
-Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahthaniy

بسم الله الرحمن الرحيم

MUKADIMAH SYARH AL-AQIDAH AL-WASITHIYAH SYAIKH AL-ISLAM IBN TAIMIYAH RAHIMAHULLAH


Segala puji bagi Allah, Rab semesta alam. Shalawat dan salam yang lengkap dan sempurna semoga dilimpahkan kepada Nabi dan Rasul paling mulia, Nabi dan Imam kita, Muhammad bin Abdullah, juga kepada segenap keluarga, shahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jejak mereka dengan baik, hingga Hari Kiamat. Amma ba'du.

Kitab "Al-Aqidah Al Wasithiyah" tulisan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah Ta'ala, adalah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Adapun latar belakang penulisan,

Selasa, 22 Februari 2011

Sepuluh hal pembatal keislaman kita

1 komentar

Sepuluh hal pembatal keislaman kita

Penulis: Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz
Aqidah, 31 – Agustus – 2003, 03:48:02

HAL- HAL YANG MEMBATALKAN KEISLAMAN

Segala puji bagi Allah (Subhanahu wa Ta’ala) , Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi yang terahir Muhammad (Shalallahu ‘alaihi Wassalam), para keluarga dan para Sahabat beliau, serta kepada orang- orang yang setia mengikuti petunjuk beliau.

Selanjutnya : ketahuilah, wahai saudaraku kaum muslimin, bahwa Allah (Subhanahu wa Ta’ala) telah mewajibkan kepada seluruh hamba – hambaNya untuk masuk ke dalam agama Islam dan berpegang teguh denganya serta berhati –hati untuk tidak menyimpang darinya.

Rabu, 09 Februari 2011

Bantahan Terhadap Bukakhiratwebu “Ternyata Akhirat Tidak Kekal” Karangan Agus Mustofa

0 komentar
Di mana Surga dan Neraka?
Hal 189 buku Ternyata Akhirat Tidak Kekal” (TATK) dikatakan: :”Bagaimana menjelaskan bahwa langit dan Bumi itu ada tujuh? Hal ini memang sangat abstrak tetapi sebenarnya bisa dijelaskan dengan teori dimensi.”
Penulis buku juga mengatakan kurang lebih bahwa langit pertama yang berdimensi tiga ini tidak bertepi tapi terbatas oleh dimensi ke empat. Keempat dimensi itulah yang merupakan titik tolak langit ke dua. Begitu pula seterusnya untuk langit-langit berikutnya.
Di sini dia mendasarkan pendapatnya itu hanya pada satu dalil, yaitu teori dimensi. Saya tidak menemukan satupun nash (yang benar-benar bisa dipakai sebagai dalil) yang menyertai pendapatnya itu. Bagaimana mungkin suatu kebenaran dalam hal yang ghoib hanya ditarik kesimpulannya (di-inferensi) dari TEORI.

Selasa, 30 November 2010

Menyanggah Buku "Ternyata Akherat Tidak Kekal"

0 komentar
Menyanggah Buku "Ternyata Akherat Tidak Kekal"


Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang menjanjikan kebahagiaan di surga bagi orang-orang yang bertakwa dan kesengsaraan di neraka bagi orang-orang yang kufur lagi durhaka. Shalawat dan salam kepada Nabi akhir zaman, sebagai penutup para Nabi dan panutan dalam meniti jalan yang lurus, begitu pula kepada keluarga dan para sahabatnya.
Allah Ta’ala berfirman,

Senin, 15 November 2010

Mengurai Kesesatan Ihya` 'Ulumiddin

0 komentar

Tak banyak yang tahu, Ihya` ‘Ulumiddin, kitab yang banyak dipuja orang ini, merupakan salah satu gudangnya kemungkaran. Kajian berikut memang tidak memaparkannya secara keseluruhan. Namun cukuplah menjadi peringatan bagi kita semua agar tidak lagi menggeluti buku ini terlebih mengagungkannya.

Ahlus Sunnah Wal Jamaah merupa-kan suatu umat yang senantiasa berupaya untuk komitmen di atas kemurnian agama, serta bersikap tegas terhadap segala bentuk penyimpangan atau upaya segolongan orang yang akan mengaburkan As-Sunnah.
Rasulullah n bersabda:

وَإِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي اْلأَئِمَّةَ الْمُضِلِّيْنَ

Senin, 01 November 2010

MENGKAFIRKAN SESAMA MUSLIM

0 komentar


Hal tersebut amat berbahaya dan telah menjadi perhatian
besar bagi kaum Muslimin khususnya, karena timbulnya pikiran
yang terlampau ekstrim. Dalam hal ini, saya sudah menyiapkan
sebuah buku khusus mengenai masalah tersebut diatas. Saya
kemukakan perlunya pengkajian akan sebab-sebab timbulnya
pikiran yang ekstrim dan cara-cara menghadapinya, sehingga
dapat diatasi dengan seksama.
Pertama, tiap-tiap pikiran atau pendapat harus dilawan
dengan pikiran, pandangan dan diobati dengan keterangan
serta dalil-dalil yang kuat, sehingga dapat menghilangkan
keragu-raguan dan pandangan yang keliru itu. Jika kita
menggunakan kekerasan sebagai alat satu-satunya, maka tentu
tidak akan membawa faedah.

Kedua, mereka itu (orang-orang yang berpandangan salah)
umumnya adalah orang-orang baik, kuat agamanya dan tekun
ibadatnya, tetapi mereka dapat digoncang oleh hal-hal yang
bertentangan dengan Islam dan yang timbul pada masyarakat
Islam. Misalnya akhlak buruk, kerusakan di segala bidang,
kehancuran dan sebagainya. Mereka selalu menuntut dan
mengajak pada kebaikan, dan mereka ingin masyarakatnya
berjalan di garis yang telah ditentukan oleh Allah, walaupun
jalan atau pikirannya menyimpang pada jalan yang salah dan
sesat karena mereka tidak mengerti.
Maka, sebaiknya kita hormati niat mereka yang baik itu, lalu
kita beri penerangan yang cukup, jangan mereka digambarkan
atau dikatakan sebagai binatang yang buas atau penjahat bagi
masyarakat. Tetapi hendaknya diberi pengarahan dan bimbingan
ke jalan yang benar, karena tujuan mereka adalah baik, akan
tetapi salah jalan.
Mengenai sebab-sebab timbulnya pikiran-pikiran tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Tersebarnya kebatilan, kemaksiatan dan kekufuran, yang
secara terang-terangan dan terbuka di tengah masyarakat
Islam tanpa ada usaha penccgahannya. Bahkan sebaliknya,
untuk meningkatkan kemungkaran dan kemaksiatan dia
menggunakan agama sebagai alat propaganda untuk menambah
kerusakan-kerusakan akhlak dan sebagainya.
2. Sikap para ulama yang amat lunak terhadap mereka yang
secara terang-terangan menjalankan praktek orang-orang kafir
dan memusuhi orang-orang Islam.
3. Ditindaknya gerakan-gerakan Islam yang sehat dan segala
dakwah yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka,
tiap-tiap perlawanan bagi suatu pikiran yang bebas, tentu
akan melahirkan suatu tindakan kearah yang menyimpang, yang
nantinya akan melahirkan adanya gerakan bawah tanah
(ilegal).
4. Kurangnya pengetahuan mereka tentang agama dan tidak
adanya pendalaman ilmu-ilmu dan hukum-hukum Islam secara
keseluruhan. Oleh karena itu, mereka hanya mengambil
sebagian dan meninggalkan sebagian yang lain, dengan paham
yang keliru dan menyesatkan.
Keikhlasan dan semangat saja tidak cukup sebagai bekal diri
sendiri, jika tidak disertai dasar yang kuat dan pemahaman
yang mendalam mengenai hukum-hukum Islam. Terutama mengenai
hukum syariat dan ilmu fiqih, maka mereka ini akan mengalami
nasib yang sama dengan para Al-Khawarij di masa lampau,
sebagaimana keterangan Al-Imam Ahmad.
Oleh karena itu, orang-orang saleh yang selalu menganjurkan
untuk menuntut ilmu dan memperkuat diri dengan pengetahuan
Islam sebelum melakukan ibadat dan perjuangan, agar teguh
pendiriannya dan tidak kehilangan arah.
Al-Hasan Al-Bashri berkata:
“Segala amalan tanpa dasar ilmu, seperti orang yang berjalan
tetapi tidak pada tempatnya berpijak (tidak pada jalannya).
Tiap-tiap amal tanpa ilmu akan menimbulkan kerusakan lebih
banyak daripada kebaikannya. Tuntutlah ilmu sehingga tidak
membawa madharat pada ibadat dan tuntutlah ibadat yang tidak
membawa madharat pada ilmu. Maka, ada segolongan kaum yang
melakukan ibadat dan meninggalkan ilmu, sehingga mereka
mengangkat pedangnya untuk melawan ummat Muhammad saw. yang
termasuk saudaranya sesama Muslim (saling berperang tanpa
adanya alasan). Jika mereka memiliki ilmu, tentu ilmu itu
tidak akan membawa ke arah perbuatan itu.”